Selasa, 18 Desember 2018

HIKMAH SHALAT & TINGKATAN MANUSIA DALAM MENGERJAKAN SHALAT (WISDOM & LEVEL OF SHALAT)


           
          Hikmah Shalat menurut salah satu pendapat yaitu dari Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, dalam bukunya "Minhajul Muslim", menyatakan bahwa hikmah shalat itu membersihkan jiwa , mengkondisikan seorang hamba untuk bermunajat kepada Allah SWT dan berdekatan dengan-Nya didunia dan di Akhirat. Selain itu shalat juga mencegah pelakunya dari mengerjakan perbuatan keji dan munkar, Allah berfirman dalam Al Qur'an surah Al Ankabut ayat 45 :

اُتْلُ مَآاُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتَبِ وَاَقِمِ الصَّلَوةَ اِنَّ الصَّلوةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَآ ءِ والْمُنْكَرِ و 
لَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ  ـ ٤٥


" Bacalah kitab (Al Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al Ankabut : 45).

           Seorang muslim yang senantiasa menjalankan shalat, hubungannya dengan Allah akan semakin erat dan juga ada pendapat lain dari M Mahmud Abdullah dalam bukunya yang berjudul " Fawaid Ash Shalah ", Shalat katanya dilaksanakan dengan tujuan mengagungkan nama Allah swt dan menunjukkan rasa syukur kepada-Nya, Dan shalat dilaksanakan untuk memanjatkan doa kepada Allah swt serta memohon kasih sayang serta ampunan-Nya hingga seorang muslim mampu memetik kebajikan yang dilakukannya, baik didunia maupun di akhirat.
           Sedang menurut Ibnu Qayyim membagi tingkatan manusia dalam mengerjakan shalat yaitu :
  1. Kelompok orang yang mendapatkan hukuman dari Allah. Mereka adalah orang yang lalai dan zalim terhadap dirinya, mereka  mengerjakan shalat dengan tidak benar, baik dalam wudhu,waktu, batas-batas maupun rukun-rukun shalat. 
  2. Kelompok orang yang akan dihisab oleh Allah, Mereka adalah orang yang menjaga waktu shalat, batas-batas, rukun-rukun shalat dan menjaga wudhu'nya, tetapi mereka lalai dalam bermujahadah atau berkonsentrasi terhadap shalatnya melawan bisikan-bisikan, pikiran-pikiran dan lamunan-lamunan yang mengganggu jiwanya. 
  3. Kelompok orang yang dihapuskan dosanya. Mereka adalah orang yang shalat sekaligus berjihad, mereka bukan hanya menjaga batas-batas shalat dan rukunnya, melainkan juga sanggup untuk berupaya sekuat tenaga mengusir bisikan, lamunan dan pikiran yang menggoda dirinya sehingga dia sibuk dengan perjuangannya melawan setan agar tidak mencuri shalatnya.
  4. Kelompok orang yang mendapatkan Pahala. Mereka adalah orang yang memenuhi hak dan kewajiban shalat, rukun-rukun, batas-batasnya ketika mendirikan shalat. Hatinya tenggelam untuk menjaga batas-batas shalat dan haknya agar tiada satupun yang terbuang percuma, seluruh obsesi jiwa dan raganya hanya ditujukan untuk mendirikan shalat, sebagaimana yang seharusnya ditujukan untuk menyempurnakan dan melengkapi shalat, Hatinya tenggelam dalam shalat dan peribadatan kepada Rabbnya di dalam shalat. 
  5. Kelompok orang yang di dekatkan kepada Allah SWT. Mereka adalah orang yang mendirikan shalat dengan menghadirkan hatinya dihadapan Allah, seakan-akan dia melihat Allah dengan mata hatinya, Dia merasa diawasi oleh-Nya dan hatinyapun dipenuhi rasa cinta kepada-Nya dan keagungan-Nya, Semua bisikan dan pikiran telah hilang dan sirna darinya, Dinding pembatas antara dirinya dengan Rabbnya telah diangkat ketika shalat, shalat orang seperti ini jauh lebih baik dan lebih agung dari pada segala yang ada diantara langit dan bumi, orang yang demikian dalam shalatnya ialah orang yang sibuk dengan Rabbnya dan berbagagia dengan-Nya.
Demikian hikmah shalat dan pengelompokan orang-orang yang melaksanakan shalat, dan dari pengelompokan tersebut kita dapat menilai diri kita sendiri apakah sudah sempurna shalat kita atau masih banyak kekurangannya, untuk itulah kita harus meningkatkan tingkatan shalat kita sampai sempurna, sebab shalat adalah tiang agama , dan gambaran pribadi kita terhadap kewajiban yang telah diberikan oleh allah kepada kita, dengan shalat hidup kita di dunia akan merasa tenang dan di alam akhirat yang abadi nanti kita akan memetik pahalanya sesuai yang telah dijanjikan oleh allah swt yaitu kita akan menghuni syurganya. Amin yaa robbal alamin......




Sumber gambar : netdesigner.blogspot.com


Selasa, 04 Desember 2018

SHALAT DAN KEDUDUKAN SHALAT DALAM ISLAM ( POSITION OF SHALAT IN ISLAM )



         Bismillahirrohmanirohim Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Rasulullah SAW, Keluarga, para Sahabat dan Orang-orang yang mengikuti Beliau hingga akhir zaman. Dari segi bahasa Shalat berarti Doa', dalam Al Qur'an dan Hadits kata shalat mengandung dua makna, Pertama Shalat dari Allah yang berarti sanjungan, Kedua Shalat dari makhluk seperti malaikat, manusia dan jin yang berarti berdiri, rukuk, sujud, doa dan tasbih, sementara shalat burung dan serangga berarti tasbih, inilah pengertian yang disebutkan oleh ibnu Manzhur dalam kitab Lisanul 'Arab.
Menurut syariat sebagaimana difinisi dari Ibnu Qudamah dalam kitab Al-Mughni, Shalat berarti ibadah kepada Allah yang berbentuk ucapan dan perbuatan yang diketahui lagi khusus, diawali  dengan takbir dan di akhiri dengan salam, disebut shalat karena mencakup Doa'.
           Secara keseluruhan kata Dr. Said Al Qahtani dalam bukunya Shalatul Mu'min, pengertian shalat adalah doa yaitu doa permohonan dan doa ibadah. Doa permohonan maksudnya memohon segala yang bermanfaat, bagi pemohon, baik perolehan suatu manfaat maupun pencegahan terhadap suatu mudharat, demikian pula permohonan pemenuhan berbagai kebutuhan kepada Allah semata dengan menggunakan bahasa lisan. sedang Doa Ibadah maksudnya pencarian pahala melalui berbagai amal sholeh dalam bentuk berdiri, rukuk dan sujud, barang siapa menunaikan ibadah ini berarti dia telah berdoa kepada Allah dan memohon dengan perbuatannya agar Allah mengampuninya.
Dan dengan demikian terlihat jelas bahwa shalat secara keseluruhan berarti doa permohonan dan doa ibadah, sesuai dengan firman Allah SWT  berikut ini :

وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّالِيَعْبُدُوْنَ ـ  ٥٦

" Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia kecuali agar mereka beribadah kepadaKu " ( Al Qur'an Surat Adz Dzuriyat, ayat 56 ).
           Kita hidup di dunia ini hanya untuk mengemban satu tugas , yaitu beribadah kepada Allah SWT, Melaksanakan perintah Allah SWT adalah ibadah dan sebaliknya menjauhi larangan-Nya juga ibadah, Shalat adalah salah satu ibadah teragung yang diperintahkan Allah Subhanallahtaala kepada kita, Perintah ini turun langsung dari Rabb kita melalui Nabi kita Muhammad SAW dan sudah seharusnya kita laksanakan karena shalat murni untuk kepentingan kita sendiri bukan untuk siapa-siapa, Shalat adalah perintah Allah SWT yang diwajibkan kepada setiap muslim yang sudah berakal, Baliq kecuali bagi wanita yang sedang haid dan nifas.
Untuk mengetahui kedudukan Shalat dalam islam kita dapat mengetahuinya melalui firman Allah dalam Al Qur'an dan Sabda Rasulullah SAW dalam berbagai haditsnya, adapun firman Allah dalam Al Qur'an mengenai shalat adalah berikut ini :

فَاِذَاقَضَيْتُمُ الصَّلَوةَ فَاذْ كُرُواللهَ قِيَا مًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلَى جُنُوْ بِكُمْ فَاِذَآطْمَأْ نَنْتُمْ فَاَقِيْمُوآلصَّلَوةَ اِنَّ الصَّلَوةَ كَا نَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتَبًا مَّوْ قُوْ تَا ـ  ١٠٣

"  Selanjutnya apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu) ingatlah Allah ketika kamu berdiri, pada waktu duduk dan ketika berbaring, kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka laksanakanlah shalat itu ( sebagaimana biasa) , Sungguh Shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman ". ( Al Qur'an surat An- Nisa' : 103 ).
           Berdasarkan hasil pencarian dari program Al Qur'an ternyata kata As-Shalah terdapat dalam 58 ayat yang tersebar diberbagai Surah, sementara ayat yang membahas Shalat dengan berbagai bentuknya ada sekitar 99 ayat, Dan dari berbagai ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Shalat memiliki kedudukan yang agung dalam agama islam. Diantara kedudukan shalat tersebut diantaranya adalah :

1.  Allah SWT telah mewajibkan Shalat kepada Umat sebelum kita.
           Allah SWT telah mewajibkan shalat kepada umat-umat sebelum kita, istilah yang digunakanpun sama yakni shalat, meskipun tata caranya berbeda, hal ini dapat kita baca dalam beberapa ayat yang salah satunya adalah sebagai berikut :

رَبِّ اجْعَلْنِيْ مُقِيْمَ الصَّلَوةِ وَ مِنْ ذُرِّ يَّتِيْ رَبَّنَا وَ تَقَبَّلْ دُ عَآءِ ـ ٤٠

" Ya Tuhanku , jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan shalat , Ya Tuhan kami perkenankanlah doaku ". ( QS. Ibrahim  : 40  ).
           Ayat tersebut merupakan permohonan Nabi Ibrahim kepada Allah SWT agar menjadikan anak keturunannya sebagai orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Shalat juga diperintahkan kepada Nabi Musa dan Nabi Isa Almasih sebagaimana firman Allah yang artinya : 
 " Dan aku telah memilih kamu ( Musa ) maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan ( kepadamu ) sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan ( yang hak ) selain aku, maka sembahlah aku dan dirikanlah Shalat untuk mengingatkan aku. " ( QS. At Thaha : 13-14 ).
" Dan dia menjadikan aku (Isa ) seorang yang di berkati di mana saja aku berada dan Dia memerintahkan kepadaku ( mendirikan ) Shalat dan ( menunaikan ) zakat selama aku hidup " ( QS. Maryam : 31 ).

2. Allah SWT mewajibkan Shalat kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana Dia telah mewajibkannya kepada Nabi-nabi terdahulu.
          Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam Al Qur'an  Surat Al- Ankabut ayat 45

اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتَبِ وَاَقِمِ الصَّلَوةَ اِنَّ الصَّلَو ةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ  ـ  ٤٥

 yang artinya :  "Bacalah Kitab ( Al Qur'an ) yang telah diwahyukan kepadamu ( Muhammad) dan laksanakanlah Shalat, Sesungguhnya Shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan ketahuilah mengingat Allah (Shalat) itu lebih besar  (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan. " ( QS Al Ankabut 45 ).
Dan juga ada dalam Al Qur'an  surat An Nisa ayat 103.

3. Kewajiban Shalat tetap berlaku dalam segala keadaan.
           Kewajiban shalat tidak gugur kepergian atau pindah kesuatu tempat, selama nyawa masih dikandung badan maka kewajiban shalat tidak akan lepas dari diri seorang muslim, Tinggal di tempat yang gersang tiada air atau di negara kafir misalnya, tidak bisa menjadi alasan bagi seseorang untuk meninggalkan shalat, sakit dan musibah apapun tidak dapat mencabut kewajiban shalat dari seorang muslim, Bahkan dalam keadaan perang sekalipun shalat tetap diwajibkan, Allah berfirman dalam Al Qur'an surah An Nisa ayat 101 :

 وَاِذَاضَرَبْتُمْ فِى الْاَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَنْ تَقْصُرُوْا مِنَ الصَّلَوةِ اِنْ خِفْتُمْ اَنْ تَفْتِنَكُمُ 
الَّذِيْنَ كَفَرُوْا اِنَّ الْكَفِرِيْنَ كَا نُوْ الَكُمْ عَدُوًّا مُّبِيْنًا  ـ ١٠١

" Dan apabila kamu bepergian di bumi, maka tidaklah berdosa mengqasar shalat, jika kamu takut diserang orang kafir, sesungguhnya orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu "

4. Shalat dapat mencegah maksiat.
    Allah SWT berfirman yang artinya :
" Sesungguhnya Shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar ". (QS Al-Ankabut : 45 )
           Ayat ini menjelaskan bahwa shalat yang dilakukan dengan sempurna dapat mencegah kita dari melakukan maksiat dan hal-hal yang di haramkan, serta apabila shalat  dilakukan dengan khusuk dan merenungi bacaan-bacaannya. Karena Abul 'Aliyah sebagaimana yang dikutip oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya Shalat seperti ini memiliki tiga ciri : Pertama, ikhlas dalam melaksanakannya sehingga dapat memrintahkan  kebaikan. Kedua, menghadirkan rasa takut kepada Allah SWT sehingga dapat mencegah dari kemungkaran. Dan Ketiga, membaca dzikir atau al Qur'an di dalamnya yang akan memerintahkan untuk berbuat baik dan mencegah berbuat yang mungkar.

5. Shalat bertujuan untuk mengingat Allah SWT.
             Allah berfirman dalam Al Qur'an surat At-Thaha ayar 14 yang artinya :
" Sesungguhnya aku ini adalah Allah tidak ada Tuhan (yang hak ) selain aku, maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingatku".
           Menurut Ibnu Katsir, makna dirikanlah shalat untuk mengingatku , ialah shalatlah untuk mengingat Allah swt atau kita diperintahkan mendirikan shalat saat kita teringat,

6. Menjaga Shalat berakibat bahagia di dunia dan mati masuk surga.
           Sungguh beruntung orang beriman yang khusuk dalam shalatnya, inilah kabar gembira langsung dari Allah swt  yang menjamin kebahagiaan di dunia bagi orang yang mendirikan shalat dengan khusuk, Allah swt berfirman yang artinya :
" Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang khusuk dalam shalatnya ".
(Q S. Al-Mu'minun : 1-2 ).
Disamping itu Allah swt juga menjamin kebahagiaan di Akhirat bagi orang-orang yang menjaga shalatnya dengan memasukkannya ke Surga Firdaus, dan hal ini sudah tercantum dalam kitabnya dalam Al Qur'an surat Al Mukmin ayat 9 - 11 yang artinya adalah sebagai berikut :
"............dan orang-orang yang memelihara shalatnya, Mereka itu orang-orang yang akan mewarisi, yaitu yang akan mewarisi Surga Firdaus, Mereka kekal di dalamnya ".

7. Shalat menjauhkan diri dari Sifat tercela.
           Manusia memiliki dua potensi yang senantiasa melekat pada dirinya, yaitu potensi kebaikan dan keburukan, Bahkan Allah telah memberitahukan bahwa manusia di ciptakan dengan membawa sifat dasar keluh kesah lagi kikir, jika ditempa kesusahan ia berkeluh kesah  dan jika mendapat kebaikan dia amat kikir. Meskipun mayoritas manusia mengandung sifat tercela tersebut, tetapi Allah swt  mengecualikan orang-orang yang dilindungi dan di beri petunjuk oleh-Nya, Orang-orang tersebut adalah orang-orang yang mendirikan dan menjaga shalatnya, Allah berfirman yang artinya adalah sebagai berikut :
" Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir, Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah dan apabila dia mendapatkan kebaikan dia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat. "  ( Q.S Al-Ma'arij ayat 19 - 22 )

8. Shalat dapat meringankan Musibah.
          Terkadang kehidupan seorang hamba di liputi dengan kenikmatan yang berlimpah ruah sehingga hal itu menuntutnya untuk bersyukur,  Terkadang pula kehidupannya diselimuti baerbagai musibah yang menuntutnya untuk tabah memikulnya dan sebaik-baik cara agar kuat dan tabah memikul segala musibah adalah dengan sabar dan shalat, Allah berfirman yang artinya : " Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah SWT ) dengan dan (mengerjakan) shalat sesungguhya Allah beserta orang-orang yang sabar ". ( Q.S Al Baqarah ayat 153 ).

 9. Shalat hanyalah untuk Allah SWT.
           Dalam pandangan islam shalat, ibadah, hidup dan mati seseorang harus hanya dipersembahkan untuk Allah swt. Seorang mukmin mendirikan shalat hanya untuk Allah bukan untuk tujuan lain, Allah berfirman yang artinya :  " Katakanlah, Sesungguhnya Shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Rabb semesta alam " (  Q.S Al An'am ayat 162 ).

10. Orang yang lalai dalam Shalat akan disiksa.
           Orang yang lalai dalam shalatnya diancam dengan siksaan yang menunggunya, kata Ibnu Katsir lalai yang dimaksud bisa mencakup 3 (tiga) hal yaitu
  • Pertama senantiasa atau sering mengundur-undur waktu shalat.
  • Kedua Lalai dari syarat dan rukun yang telah diperintahkan.
  • Ketiga Tidak khusuk dan tidak menghayati makna-makna yang terkandung di dalam bacaan-bacaan shalat.
Hal ini sebagaimana ditegaskan Allah dalam firman yang artinya adalah :
" Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya". ( Q.S. Al-Ma'un ayat 4 - 5 ).

11. Orang yang menyia-nyiakan shalat akan rugi di Akhirat.
            Orang yang menyia-nyiakan shalat, baik dengan meninggalkannya, meremehkannya, maupun mengundur-undur waktunya, maka dia akan rugi di akhirat,Allah berfirman dalam Surat Maryam : 59 yaitu :

فَخَلَفَ مِنْ بَعْدَهِمْ خَلْفٌ اَ ضَا عُوآلصَّلَوةَوَاتَّبَعُوالشَّهَوَتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا  ـ  ٥٩
    
" Kemudian datanglah setelah mereka, pengganti yang mengabaikan shalat dan mengikuti keinginannya, maka mereka kelak akan tersesat ". ( Q.S Maryam : 59 ).
Jadi orang yang menyia-nyiakan shalat dan menuruti hawa nafsunya tersebut, menurut Syaikh As-Sa'di di dalam tafsirnya menyebutkan, orang tersebut akan mendapatkan siksa yang kerasnya berlipat ganda, atau kata tafsirnya Syaikh Abu Bakar Al-jazairi, orang tersebut akan dimasukkan kesebuah sumur yang terdapat di Neraka jahanam. Nau'dzubillahi min dzalik.

12.Shalat merupakan wasiat terpenting orangtua kepada anak-anaknya.
           Pada zaman akhir seperti ini, jarang sekali orangtua yang selalu mengingatkan anak-anaknya untuk mendirikan shalat, Aneh sekali mayoritas orangtua memiliki "toleransi" yang berlebihan dalam masalah ini, bahkan kadang-kadang ada orangtua yang tidak peduli apakah anaknya sudah shalat atau belum.
Padahal shalat adalah tiang agama dan bukti ketaatan terbesar kepada Allah Azza Wajallah, Jika seseorang telah meremehkan shalat, maka diapun akan meremehkan urusan yang lainnya, Seharusnya kita meneladani Lukman yang berwasiat kepada anaknya seperti dalam firman Allah yang artinya : " Hai Anakku laksanakanlah Shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang ma'ruf (baik) dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.". (Al-Qur'an Surat Al- Luqman ayat 17).
           Dalam ayat tersebut Lukman memberikan beberapa wasiat bermanfaat kepada anaknnya, salah satu wasiat tersebut adalah Shalat, maka seyogyanya orangtua lebih memperhatikan keadaan agama anaknya karena hal itu akan menyelamatkannya di dunia dan akhirat.

13. Mendirikan Shalat adalah ciri orang Bertakwa.
           Diantara ciri orang yang bertakwa ialah orang yang mendirikan shalat, yakni orang yang mendirikannya, secara teratur dengan melengkapi syarat-syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir maupun yang batin, misalnya Khusuk, memperhatikan serta sebisanya mengerti makna apa yang dibaca  dalam shalat, tertib, tepat waktu dan sebagainya.
Dan hal ini tergambar jelas dalam firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 2-3 yang artinya sebagai berikut :  " Kitab ( Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang Ghaib, yang mendirikan Shalat dan Menafkahkan sebagian rizki yang kami anugerahkan kepada mereka". (QS. Al-Baqarah 2-3 ).

14. Malas mengerjakan Shalat adalah ciri-ciri orang yang Munafik.
          Ciri yang kasat mata dari seorang munafik ialah Dia mendirikan shalat dengan bermalas-malasan hal ini karena tidak ada niat di dalam hatinya untuk mendirikan shalat, tidak ada keyakinan terhadapnya, tidak khusuk dan tidak mengetahui maknanya, dia tidak mengharapkan pahala dari shalatnya dan tidak pula berkeyakinan bahwa meninggalkannya akan mendapatkan siksa, Dia bermaksud riya' di hadapan manusia, Allah berfirman dalam Al Qur'an surah An-Nisa ayat 142 yang artinya :
" Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah dan Allah swt akan membalas tipuan mereka, Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas, mereka bermaksud riya' ( dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali ". (QS An-Nisa : 142).

15. Orang yang meninggalkan Shalat tempatnya di Neraka.
           Di akhirat kelak. Orang yang beriman yang tidak mengerjakan shalat akan masuk neraka, ketika di tanya, " Dosa apa yang membuatmu masuk neraka ? mereka menjawab, Kami dahulu tidak termasuk orang yang mengerjakan shalat. Allah swt berfirman dalam Al Qur'an surah Al-Mudatstsir ayat 42-43 yang artinya : " Apakah yang memasukkan kamu kedalam Saqor (neraka) mereka menjawab, kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat " (QS AL-Mudattsir : 42 -43 ).

            Demikianlah sebagian makna dan kedudukan Shalat dalam Islam, sebenarnya masih banyak hal mengenai shalat atau lainnya yang dapat kita gali dalam Al Qur'an, tapi yang terpenting Shalat memiliki kedudukan yang agung dalam islam, karena agungnya, kewajiban ini tidak pernah gugur di manapun, kapanpun dan dalam situasi bagaimanapun, serta Nabi Muhammad SAW memperoleh perintah shalat juga langsung dari Allah SWT melalui peristiwa Isra' Mi'rajnya, dimana Nabi Muhammad saw dipanggil ke Ars untuk memperoleh perintah shalat dalam 5 waktu shalat yaitu Shalat Subuh 2 rakaat, Shalat Dhuhur 4 rakaat, Shalat Ashar 4 rakaat, Shalat Maghrib 3 rakaat dan Shalat Isya' 4 rakaat. jadi total berjumlah 17 rakaat shalat wajib yang harus kita kerjakan dalam setiap harinya.
Semoga hal ini bisa menjadi pengingat bagi kita semua. Dan kita tidak lalai dalam mengerjakannya agar memperoleh pahala dan kebahagiaan Dunia dan Akhirat......Amin yaa Rabbalalamiin...... 

Senin, 22 Oktober 2018

KHITAN ( Apakah khitan itu wajib atas setiap muslim Laki-laki maupun Perempuan ??? )

Sumber gambar      :   www.republika.co.id

           Khitan, Para ulama banyak memberikan fatwa tentang masalah Khitan mereka menyebutkan pendapat berbagai mazhab yang berbeda-beda, dan arti secara harfiah khitan atau Sunat adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian kulit penutup alat kelamin pada pria. Sedang khitan bagi perempuan dilakukan dengan cara memotong sepotong daging (klitoris) yang terletak diatas kemaluannya, sepotong daging itu berbentuk seperti biji  atau seperti jengger ayam jago, Di dalam menghitan perempuan , hendaknya hanya memotong bagian atas klitorisnya dan tidak memotong semuanya.
            Diriwayatkan bahwa seorang Perempuan akan menghitan seorang wanita di Madinah, lalu Rasulullah SAW bersabda kepada Perempuan itu " Janganlah engkau memotong habis, karena benda itu membawa kebaikan bagi wanita.". Namun jika beberapa keadaan terbukti bahwa mengkhitan perempuan tidak membawa kemaslahatan bagi mereka, maka tidak mengapa meninggalkannya, sebagaimana yang ditetapkan oleh para ahli fikih.
           Dan berikut ini beberapa ringkasan pendapat dari para ulama dan ahli fiqih mengenai khitan, yaitu menurut Mazhab Syafi'iyyah menetapkan bahwa khitan wajib bagi laki-laki dan perempuan, sementara Mazhab Hanabilah atau Hambali menetapkan bahwa khitan hanya wajib bagi laki-laki dan bagi Perempuan hukumnya Sunnah, Adapun menurut Mazhab Hanafiyah dan Mazhab Malikiyah berpendapat bahwa Khitan hukumnya Sunnah bagi Laki-laki dan Perempuan.
              Para ahli fikih menjelaskan, Khitan atau sunat adalah salah satu perkara fitri atau suci yang diwariskan sejak dahulu dan telah dilakukan atau diamalkan oleh bapak para Nabi yaitu Nabi Ibrahim AS. Masalah khitan juga telah disebutkan pada beberapa Hadits Nabi Muhammad SAW yang berbicara mengenai bab sunah bersesuci.
Ada sebagian orang memandang bahwa khitan adalah suatu kebiasaan Islam yang membawa kemaslahatan terutama bagi Laki-laki, karena dengan tidak dikhitan, penis seorang laki-laki akan menjadi tempat berkumpulnya berbagai kotoran atau kuman yang mengakibatkan penyakit yang berbahaya. 
Dan kesimpulannnya menurut saya mengenai khitan ini terutama untuk laki-laki adalah sesuatu yang dibutuhkan atau wajib sebab hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan kotoran juga untuk menuju kebersihan dari najis serta syarat untuk shalat juga harus suci dari najis. 



Rabu, 17 Oktober 2018

ISTINJA' (Membersihkan dua lubang kemaluan) DENGAN KERTAS TISU, APAKAH DIPERBOLEHKAN MENURUT ISLAM

sumber gambar  : https://kumparan.com/@kumparanstyle/ 

           Istinja' atau membersihkan dua lubang yaitu Dubur dan alat kelamin dengan kertas Tisu apakah diperbolehkan menurut Islam, Sebagian dokter berpendapat bahwa beristinja' atau membersihkan dua jalan kotoran (dubur dan alat kelamin pria atau wanita ) dengan air dan menggunakan tangan akan menyebabkan seseorang terkena penyakit disentri dan akan menular kepada orang lain, mereka memberi nasehat untuk menggunakan kertas tisu pembersih yang biasa ada di WC atau toilet. Apakah itu diterima Islam ? dan apakah boleh menggabungkan penggunaan kertas tisu pembersih dengan penggunaan air di dalam   beristinja'???.
           Agama Islam adalah agama yang mementingkan tujuan dan bukan agama yang hanya mementingkan kulit luar saja, Dari ruh agama islam secara umum dapat kita pahami bahwa tidak masalah beristinja' dengan menggunakan kertas tisu yang biasa ada di WC atau toilet, jika kertas tisu tersebut dapat membersihkan dan menghilangkan najis karena tujuan dari istinja' adalah membersihkan tempat keluarnya najis dan menghilangkan najis, serta sebisa mungkin menghilangkan rasa sakit dengan menggunakan alat pembersih. Kata istinja' sendiri secara bahasa berasal dari kata " Naja' " yang berarti " memutus " (qata'a) sehingga seolah-olah orang yang beristinja' adalah orang yang mencabut rasa sakit dari dirinya dengan istinja' itu.
           Istinja' sendiri menurut syariat hukumnya sunnah muakkad ( Sunnah yang ditekankan) dan Makruh apabila ditinggalkan, bahkan pada beberapa keadaan hukumnya wajib, sebagaimana yang di jelaskan di dalam kitab-kitab fiqih. Asalnya beristinja' itu dengan menggunakan air dan batu, adapun beristinja' dengan batu di dalam fikih di kenal dengan istilah istijmar, Berkenaan dengan itu terdapat hadis yang mengatakan :
" Barang siapa yang beristinja' dengan batu, maka harus ganjil, barang siapa melakukannya, maka baik dan barang siapa yang meninggalkannya maka tidak megapa ".     
Para ahli fikih mengatakan bahwa yang dimaksud dengan batu juga termasuk benda-benda yang sepertinya, yaitu benda yang suci, dapat menghilangkan najis dan kurang seberapa harganya, tanah, tanah liat, kapas dan bulu domba, juga di syaratkan bahwa benda-benda tersebut suci mensucikan prinsipnya.   
" Pembersihan adalah tujuan dari beristinja' karena itu harus di pilih alat yang lebih higienis dan lebih terhindar dari pengotoran". Anda dapat saksikan disini bahwa fikih islam sangat memperhatikan rincian alat-alat yang kita gunakan di dalam beristinja'. 
           Untuk menjelaskan kepada kita mana yang boleh dan mana yang tidak boleh, para ahli fikih menetapkan bahwa makruh beristinja' dengan menggunakan tulang, kotoran kering, kertas yang ada tulisannya dan bernilai atau batu yang telah digunakan sebelumnya oleh orang lain untuk beristinja' ( karena berarti batu itu sudah tidak menyucikan lagi dan dikhawatirkan menularkan kuman ), Batu bata, keramik, kaca dan semua benda yang mempunyai nilai dan dapat di manfaatkan, jika seseorang beristinja' dengan menggunakan benda-benda diatas maka istinja'nya sah walaupun yang utama adalah menggunakan benda yang lain dari itu.  
            Ulama salaf ( tradisionalis) kita telah memberikan fatwa tentang hal ini jauh lebih jelas mereka mengatakan bahwa yang dimaksud dengan batu yang layak di gunakan untuk beristinja' ialah semua benda yang padat dan suci, dapat menghilangkan najis dan tidak terhormat. Mereka menyebutkan benda padat ini dengan banyak macamnya, salah satunya adalah kertas itu harus murah, tidak terlalu bernilai dan tidak menyebabkan seseorang rugi karena menghilangkannya, ini merupakan pertimbangan ekonomi dari mereka.
Mereka juga mensyaratkan bahwa di dalam kertas itu tidak boleh ada tulisan, karena agama islam memuliakan tulisan dan Ilmu pengetahuan. Berikut ini ada beberapa pendapat para ulama ahli fikih yaitu :

a. Salah satu teks atau pendapat dari ahli fikih Mazhab Hanafiyah tentang masalah ini.
              Makruh hukumnya beristijmar dengan sesuatu yang terhormat menurut agama, sebagaimana yang telah ditetapkan di dalam Sahih Bukhori dan Sahih Muslim, tentang menghilangkan harta. Adapun yang termasuk sesuatu yang terhormat menurut agama ialah Bagian tubuh manusia, walaupun orang kafir atau sudah jadi mayat, Kertas yang ada tulisannya walaupun hanya potongan-potongan huruf yang tidak ada artinya karena huruf itu terhormat,begitu juga kertas yang tidak ada tulisannya namun banyak digunakan untuk menulis, adapun kertas yang tidak banyak digunakan untuk menulis maka boleh digunakan untuk beristijmar, juga makruh beristijmar dengan benda yang mempunyai harga, jika dengan beristijmar itu akan menghilangkan atau mengurangi harganya, namun jika setelah istijmar dapat dicuci atau dikeringkan dan dengan itu kembali kepada keadaannya semula maka tidak makruh.
b. Salah satu teks dari kalangan para ahli fikih Mazhab Syafi'iyah tentang masalah ini yaitu : 
           Diisyaratkan bahwa benda yang digunakan untuk beristijmar bukan benda yang terhormat menurut agama oleh karena itu tidak boleh beristijmar dengan benda seperti roti, tulang, termasuk benda yang terhormat menurut agama yaitu benda-benda yang di dalamnya terdapat tulisan tentang ilmu alat agama, seperti ilmu shorof, ilmu hitung, dan ilmu kedokteran, adapun benda yang di dalamnya terdapat tulisan tentang selain itu maka bukan termasuk benda yang dihormati agama, jika didalamnya tidak terdapat ayat-ayat Al Qur'an dan hal-hal lain yang di hormati agama.

          Dari penjelasan-penjelasan diatas kita dapat memahami bahwa islam tidak melarang penggunaan kertas yang murah di dalam beristinja' ketika sakit, takut terserang penyakit, atau takut tertular kuman, jika kertas tersebut dapat menyucikan dan menghilangkan najis.
Menurut saya sebaiknya kita menggabungkan keduanya. yaitu pertama kita menggunakan kertas untuk menghilangkan benda najisnya dan kedua baru kita menggunakan selang air untuk menyucikan tempat keluarnya najis dari warna dan sisa-sisa najis yang masih tersisa tidak menggunakan tangan melainkan menggunakan selang air khusus, dengan begitu kita telah memenuhi tuntutan kedokteran dan tuntutan kesucian.
           Mungkin sebagian kalangan tidak suka dengan kemudahan ini, karena umat ini tidak pernah kosong daripada kelompok orang yang keras, namun hidup jauh lebih kuat dari pada sikap keras, sikap menghindar diri dari tuntutan-tuntutan hidup yang bersifat umum tidaklah layak, karena agama islam adalah agama kehidupan yang menjadikan kebiasaan umum ('urf), maslahat umum dan tuntutan umum sebagai bagian dari pijakan hukumnya, semua masalah yang datang kemudian pada kita adalah masalah far'iyah (cabang) bukan masalah-masalah akidah. Wallahualam.....





sumber berita       :  Ensiklopedi cara beribadah menurut islam, Prof.Dr.H umar Shihab.  


Selasa, 25 September 2018

KEAJAIBAN HUJAN MENURUT AL QUR'AN



           Hujan adalah salah satu hal terpenting bagi kehidupan di muka bumi ini, Dia merupakan sebuah prasyarat bagi kelanjutan aktivitas disuatu tempat, hujan yang memiliki peranan penting bagi semua makhluq hidup termasuk manusia, disebutkan pada beberapa ayat dalam Al Qur'an , begitu juga kadar dan pengaruh-pengaruhnya bagi kita semua. Hujan adalah sesuatu yang unik, ajaib dan menakjubkan, untuk itulah masalah ini penting kita bahas dan ketahui dalam rangka meningkatkan keimanan kita kepada Allah Subhanallahta'ala. dan kitabnya Al Qur'an.
           Hujan merupakan anugerah yang diberikan Allah SWT kepada semua makhluk di alam semesta, Tetesan air yang menurun dari langit menjadi sumber kehidupan bagi semua makhluq hidup, Berkat kekuasaan Sang Kholik atau Pencipta, Setiap saat miliaran tetes air berpindah dari lautan menuju atmosfir lalu kembali lagi menuju daratan, kehidupanpun bergantung pada daur air ini. Menurut Harun Yahya dalam bukunya The Signs in the Heavens and The Earth for Men of Understanding, membuktikan  Kebenaran dan Kesesuaian ayat-ayat Al Qur'an yang menjelaskan fenomena hujan dengan sains modern. Andai manusia mencoba mengatur daur air di alam semesta secara menyeluruh maka tak akan pernah berhasil walaupun mengerahkan semua tekhnologi yang ada di Bumi. Tanpa harus menggunakan biaya dan tekhnologi makhluq hidup di Bumi bisa menikmati air hujan melalui proses penguapan, menurut Harun Yahya setiap tahunnya sekitar 4-5 miliar liter kubik air menguap dari lautan, Air yang menguap tersebut di bawa angin melintas daratan dalam bentuk awan, dan awan yang diatas daratan menjadi mendung kemudian hujan dimana setiap tahunnya sekitar 3-4 miliar liter air hujan dimanfaatkan oleh manusia.
           Untuk itulah Al Qur'an mengajak manusia untuk mensyukuri hujan sebagai karunia yang diberikan Allah SWT kepada makhluqnya sesuai firman Allah  :

أَفَرَ أَيْتُمُ الْمَآءَ الَّذِي تَشْرَبُوْنَ ٠ أَاَنْتُمْ أَنْزَ لْتُمُوهُ مِنَ الْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ الْمُنْزِلُونَ  ٠  لَوْ نَشآءُ جَعَلْنَاهُ أُجَاجاً فَلَوْ لَا تَشْكُرُونَ ٠

" Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum kamukah yang menurunkannya dari awan ataukah kami yang menurunkannya, kalau kami kehendaki niscaya kami jadikan dia asin, mengapa kamu tidak bersyukur ? "  ( QS. Al Waqiah : 68 - 70 )

وَالَّذِيْ نَزَّلَ مِنَ السَّمَآءِ مَآءً بِقَدَ رٍ فَاءَنْشَرْ نَا بِهِ بَلْدَ ةًمَّيْتًا كَذَ لِكَ تُحْرَ جُوْ نَ  ٠

" Dan (Dia ) yang menurunkan air dari langit menurut kadar  ( yang diperlukan ) lalu kami hidupkan dengan air itu negri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan ( dari kubur ) ". ( QS. Az Zuhruf  : 11  )

Dari ayat-ayat diatas ada beberapa uraian  penting yang harus diketahui   :
  1. Pertama secara eksplisit bahwa air turun dari langit atau turun dari awan, disebut turun karena setiap yang ada diatas kita adalah langit.
  2. Kedua yang dimaksud kadar adalah bahwa air turun dari langit sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan oleh suatu tempat tidak lebih tidak kurang, Bukan seperti yang diturunkan kepada umat Nabi Nuh, dengan kadar berlebihan sehingga menenggelamkan mereka, tetapi diturunkan dengan kadar yang pas sehingga menjadi sumber kehidupan bagi kita dan binatang ternak kita.
  3. Ketiga, firmannya yang artinya " kami hidupkan dengannya negri yang mati " maksudnya negri yang gersang tidak ada tumbuh-tumbuhan lalu kami hidupkan dia.
 Firman Allah SWT ini sangat sesuai dengan hasil kajian ilmu pengetahuan modern, betapa tidak, hujan turun ke Bumi dengan takaran yang tepat. Takaran pertama yang berhubungan dengan hujan tentulah kecepatan turunnya, Benda yang berat dan ukurannya sama dengan air hujan bila dijatuhkan dari ketinggian 1.200 meter akan mengalami percepatan terus menerus dan akan jatuh ke Bumi dengan kecepatan 558 km/jam.  
Akan tetapi kecepatan rata-rata jatuhnya air hujan hanyalah 8 - 10 km/jam , hal ini menjelaskan bahwa air hujan jatuh ke Bumi dengan kecepatan yang rendah, karena titik-titik hujan memiliki bentuk khusus yang mampu meningkatkan efek gesekan atsmosfer dan membantu hujan turun ke bumi dengan kecepatan yang lebih rendah.
           Ilmuwan Harun Yahya menuturkan " Andaikan bentuk titik hujan berbeda atau andaikan atmosfer tak memiliki sifat gesekan , maka bumi akan menghadapi kehancuran setiap hujan turun". menurut dia ketinggian minimum awan hujan adalah 1.200 meter, efek yang ditimbulkan satu tetes air hujan yang jatuh dari ketinggian tersebut sama dengan benda seberat satu kilogram yang jatuh dari ketingian 15 cm.
Awan hujanpun dapat ditemui pada ketinggian 10.000 ribu meter, pada kasus ini satu tetes air yang jatuh akan memiliki efek yang sama dengan benda seberat satu kilogram yang jatuh dari ketinggian 110 cm, Dia menambahkan dalam satu detik kira-kira 16 juta ton air menguap dari bumi.
Jumlah itu sama dengan jumlah air yang turun ke bumi dalam satu detik. Dalam satu tahun diperkirakan jumlah tiu akan mencapai 505 x 1.012 ton air terus berputar dalam daur yang seimbang berdasarkan takaran.
           Para saintis telah mempelajari beragam jenis awan , selain itu kalangan ilmuwan juga memiliki proses terbentuknya awan dan bagaimana hujan terjadi, secara ilmiah saintis memaparkan proses terjadinya hujan dimulai dari awan yang didorong angin, awan Cumulonimbus terbentuk ketika angin mendorong sejumlah awan kecil kewilayah awan itu bergabung hingga terjadi hujan. Tentang fenomena pembentukan awan hujan itu Al Qur'an pun menjelaskan secara akurat seperti dalam surat An Nur : 43  ;

اَلَمْ تَرَاَنَّ اللهَ يُزْ جَيْ سَحَا بًا ثُمَّ يُؤَ لِّفُ بَيْنَهُ ثُمَّ يَجْعَلُهُ رُ كَا مًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خَلَلِهِ وَ يُنَزِّ لُ مِنَ السَّمَآءِمِنْ جِبَا لٍ فِيْهَا مِنْ بَرَدٍ فَيُصِيْبُ بِهِ مَنْ يَّشَآءُ وَيَصْرِفُُهُ عَنْ مَّنْ يَّشَآءُ يَكَا دُ سَنَا بَرْ قِهِ يَذْ هَبُ بِالْاَ بْصَا رِ  ـ  ٤٣
  
" Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan, kemudian mengumpulkannya , lalu Dia menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, dan Dia (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti ) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran es) itu kepada siapa yang Dia kehendaki dan dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan. (QR. An-Nur : 43).
  
           Manusia baru mengetahui tahapan pembentukan hujan setelah radar cuaca di temukan, namun Al Qur'an telah menjelaskan secara detail 1.400 tahun ( 14 abad) yang lalu. Berdasarkan pengamatan radar pembentukan hujan terjadi dalam tiga tahap, Pertama pembentukan angin kedua pembentukan awan, ketiga turunnya hujan. Dan hal itu menunjukkan bahwa ayat Al Qur'an diatas sangat sesuai dengan pemantauan radar cuaca, sekali lagi membuktikan bahwa Al Qur'an adalah Kalamullah, Mukjizat dan Pedoman hidup manusia yang relevansinya berlaku sepanjang masa..........Wallohu 'alam.......





Sumber gambar        :  Seruni.id   dan risalah.net

Rabu, 29 Agustus 2018

KEISTIMEWAAN SURAT YASIN SEBAGAI JANTUNG AL QUR'AN


          Surah Yasin sebagai jantung Al Qur'an, Jantung menggerakkan segalanya, organ tubuh manusia bisa bergerak dan bekerja sesuai fungsinya karena jantungnya berdenyut dan urat nadinya mengalirkan darah yang di pompa oleh jantung , Begitulah perumpamaan surat Yasin dan Al Qur'an, Jika digambarkan Al Qur'an sebagai manusia maka Surah Yasin adalah jantungnya.
           Keutamaan Surat Yasin dibandingkan dengan surat-surat yang lain di dalam Al Qur'an dapat pula di ibaratkan dengan sebuah negara yang Surat Yasin adalah ibukota dan jantung kotanya, Di dalam Surat Yasin diatur dan ditentukan arah dan tujuan gerak laju kandungan-kandungan Al Qur'an dan kemana seharusnya Al Qur'an umat islam ini menentukan visi dan misi kehidupannya. Seluruh tubuh manusia akan lumpuh tidak berdaya jika jantungnya tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya Begitu juga dengan Al Qur'an , jika surat Yasin ini tidak dapat di pahami dan dimengerti dengan penafsiran yang sebaik-baiknya, maka dikhawatirkan seluruh baigan-bagian Al Qur'an yang terbagi dalam Surat-surat dan Juz-juz itu akan menjadi lumpuh dan sulit atau bahkan tidak bisa dipahami dan difungsikan sesuai dengan perintah Allah SWT.
Rasulullah SAW menyebut Surat Yasin ini sebagai jantung Al Qur'an dalam salah satu riwayat hadisnya :

إِنَّ لِكُلِّ شَيْءٍ قَلْبًا وَ قَلْبُ القُرْ آنِ يَس

" Sesungguhnya segala sesuatunya memiliki jantung dan jantung al Qur'an adalah Surat Yasin". (HR Al Bazzan).
          Jantung atau Hati bagi kehidupan sangatlah penting setidaknya karena jantung atau hati adalah sentral kepercayaan seseorang, termasuk kepercayaan tersebut adalah iman yang menjadi kunci seseorang masuk surga Allah SWT. Hidayah Allah Subhanllahta'ala juga diturunkan kepada jantung dan hati kita, bukan kepada penglihatan atau pendengaran kita, Betapa banyak orang yang membaca, mendengar dan menyaksikan kebesaran Allah SWT, tapi belum mendapatkan hidayah karena hatinya belum dibuka oleh Allah SWT. Tidak salah jika ternyata jantung atau hati itulah yang menjadi rujukan seseorang dalam setiap langkah yang akan diambilnya. Nabi Muhammad Rasulullah saw berkata kepada salah seorang sahabat yang bernama Wabishah bin Ma'bad, tatkala dia bertanya tentang bagaimanakah seseorang bisa merasakan dan menilai sesuatu itu baik ataukah buruk (dosa) Rasulullah saw menjawab dalam salah satu hadisnya yang artinya sebagai berikut :  " Bertanyalah kepada hatimu, kebaikan adalah sesuatu yang tenang di dalam hati sedangkan kejelekan adalah yang meragukan di dalamnya " . ( HR. Imam Ahmad ).
           Surat Yasin ini bukan hanya sebagai jantung atau hati dari Al Qur'an saja, tetapi Surat yasin juga punya keistimewaan surat yasin ini adalah dapat menjadi pelebur dosa-dosa bagi orang-orang yang membacanya pada malam hari, diriwayatkan dalam salah satu hadisnya Rasullah bersabda :

مَنْ قَرَأَ يَس فِيْ لَيْلَةٍ اِبْتِغَاءَوَجْهِ اللهِ غُفِرَلَهُ فِيْ تِلْكَ الَّليلَةِ
 " Barang siapa membaca Surah Yasin dalam suatu malam karena mencari ridha Allah, maka dia akan diampuni malam itu". ( HR. Baihaqi )

Hadist yang menurut Ibnu Katsir sanadnya jayyid ( baik ) ini semakin menguatkan betapa pentingnya surat yasin, jika membacanya saja bisa menghapus dosa, bagaimana jika membaca disertai tadabur dengan memahami makna dan kandungan pesan mutiara yang terkandung didalamnya, tentunya akan lebih besar lagi balasan yang akan diberikan oleh Allah SWT .
           Surat Yasin adalah Surat ke 36 dalam urutan Mushaf Al Qur'an kita yang diturunkan kepada Rasulullah SAW sebelum beliau hijrah ke Madinah, Dengan kata lain Surah Yasin termasuk surat Makiyah jumlah Ayatnya cukup banyak yaitu 83 ayat, 733 kalimat atau kata, dan 2988 huruf, meskipun surat ini tidak terlalu panjang jika dibandingkan surat-surat panjang yang lain, tapi karena ayatnya pendek-pendek jadi jumlah ayatnya banyak. Sayyid Qutub dalam tafsir Fizhilal Al Qur'an mengatakan " Intonasi bacaan ayat -ayat yang pendek-pendek itu memberikan tekanan-tekanan khusus, sehingga mampu menyentuh perasaan dan memberikan titik-titik tekan terhadap pesan-pesan yang di gambarkan di dalamnya ".
           Surat Yasin juga dikenal dengan nama-nama lain seperti surat Al Mu'ammimah ( maksudnya surat yang menyelimuti pemiliknya dengan kebaikan dunia akhirat dan menjaganya dari musibah dunia akhirat ) Surat Ad- Dafi'ah ( Maksudnya surat yang memenuhi segala yang dibutuhkan ). Marilah sejenak kita perhatikan karakter huruf " Ya' ( ي ) " dan " Sin  ( س ) " yang menjadi pembuka surat yang disebut jantung atau hati Al Qur'an ini, karakter Ya' ( ي ) dan Sin ( س ) adalah Jahr ( terang ) sekaligus Hams ( membisik ) tapi kedua huruf itu tidak terlalu lemah suaranya juga tidak terlalu kuat terdengarnya, begitu juga seharusnya hati manusia, tidak terlalu lemah juga tidak terlalu keras, Hati yang sehat adalah hati yang bening dan sedang-sedang tidak terlalu kaku juga tidak terlalu lentur, tidak cair seperti air, juga tidak keras seperti batu, sehingga hati bisa menerima ukiran keimanan dengan mudah, sekaligus tidak lantas dengan cepat hilang tanpa meninggalkan bekas.
           Betapa besar keutamaan dan betapa menariknya surat yasin ini, Keistimewaan Surah Yasin ketika kita membacanya sambil menggali kandungan ayat-ayatnya, sari pesan dan mutiara-mutiara hikmah yang terkandung di dalamnya. untuk itulah kita harus sesering mungkin membacanya agar kita memperoleh hikmah-hikmahnya dan mengamalkan segala yang ada dalam ayat-ayat suci Al Qur'an dalam kehidupan ini untuk memperoleh ridho Allah SWT dan mengharap Surganya di akhirat nanti .....Amin ya rabbal alaamin.....


Minggu, 12 Agustus 2018

MANUSIA DIBANGKITKAN SETELAH KIAMAT DARI TULANG EKORNYA



           Maha besar Allah SWT yang telah menciptakan semua hal yang ada di Langit dan di Bumi, termasuk manusia. Dan tahukah anda bahwa ada bagian dari tubuh manusia yang tidak akan hancur setelah kematiannya dimana setelah manusia mati tubuhnya secara perlahan akan hancur dan menyatu dengan tanah kecuali tulang ekornya. Allah berfirman dalam Al Qur'an :

وَضَرَبَ لَنَا مَثَلاً وَّنَسِيَ خَلْقَهُ قَالَ مَنْ يُّحْيِ الْعِظَا مَ وَهِيَ رَمِيْمٌ ـ ٧٨
" Dan dia membuat perumpamaan bagi kami : dan dia lupa pada kejadiannya: Ia berkata : Siapakah yang menghidupkan tulang belulang yang telah hancur ?". ( Q.S. Yaasiiin ayat : 78 )

قُلْ يُحْيِيْهَا الَّذِيْ اَنْشَا هَا اَوَّلَ مَرَّةٍ وَ هُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيْمٌ  ـ  ٧٩
" Katakanlah, ia akan di hidupkan oleh Tuhan yang menciptakan kali pertama, Dan Dia Maha mengetahui tentang segala makhluk."  ( Q.S Yaasiiin  : ayat 79 )

           Menurut pendapat seorang ahli Hadist yaitu De. Zaghloul An-Najjar berkata : Dalam banyak hadist Nabi Muhammad SAW, tulang ekor pernah disebut sebagai bagian dari manusia yang darinya, tubuhnya diciptakan dan akan tetap ada setelah manusia mati dan tubuhnya membusuk, Dan manusia akan dibangkitkan darinya sekali lagi. Rasulullah SAW mengindikasikan bahwa tubuh manusia dapat membusuk seluruhnya kecuali tulang ekornya, Pada saat Allah SWT membangkitkan manusia Dia akan menurunkan air dari langit dan setiap manusia akan tumbuh kembali dari tulang ekornya seperti tanaman tumbuh dari benihnya.
           Salah satu dari banyak hadits ini adalah yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah SAW bersabda : " Bumi memakan seluruh anak adam kecuali tulang ekornya, Dia diciptakan darinya dan darinya dia dibangkitkan ", 
Semua riwayat yang mulia dan Shahih ini mengandung fakta ilmiah yang  dulu belum diketahui sampai akhir-akhir ini ketika para ahli embriologi menemukan bahwa tubuh manusia terdiri dari Strip ( Kepingan) yang sangat halus yang disebut " fundamental Strip " yang dibentuk dengan izin Allah SWT pada hari ke - 5 setelah pembuahan sel telur dan penanaman didinding uterus, segera setelah muncul kepingan itu, janin mulai tumbuh dalam setiap fasenya, terutama sistem saraf, ini juga merupakan awal mula dari saraf tulang belakang dan bagian tubuh lainnya.
           Allah subhanallahta'ala....memberikan pada kepingan itu kemampuan untuk mengiduksi sel-sel agar membelah, memiliki fungsi yang berbeda dan tersusun menjadi jaringan yang terspesialisasi dan bagian-bagian yang saling berkomplementer dalam melakukan fungsi mereka. Telah ditemukan pula bahwa " Fundamental strip " ini akan hancur kecuali suatu bagian kecil darinya yang tersimpan di bagian ujung tulang belakang atau di sebut juga tulang ekor, seperti yang telah disebut dalam hadits Nabi Muhammad SAW.


           Sekelompok ilmuwan China telah menetapkan kemustahilan dari rusaknya tulang ekor dalam beberapa eksperimen di Laboratorium, serangkaian percobaan untuk menghancurkannya telah dilakukan, baik secara kimiawi dengan menggunakan larutan asam yang sangat kuat maupun secara fisik melalui pembakaran dan pelumatan atau memaparkannya pada sinar cahaya yang berbeda-beda. tentunya hal ini menegaskan kebenaran sabda Rasulullah SAW yang telah mendahului semua sains atau penelitian yang ada saat ini selama 1.400 tahun.
Disini pertanyaan yang sangat penting muncul, mengapa Nabi Muhammad SAW mengetahui topik ilmiah seperti ini pada saat dimana tidak ada manusia yang memiliki pengetahuan tentangnya ?, Dari mana Nabi dan Rasul terakhir ini mendapatkan pengetahuan tersebut, jika tidak terhubungkan dengan wahyu ilahi dan tidak diajari oleh sang pencipta Langit da Bumi   ?? ?.
Untuk menjawab pertanyaan itu kita perlu menjelaskan bahwa ilmu Allah SWT meliputi segalanya yang ada di alam semesta raya ini dan kita sebagai manusia atau makhluknya punya kewajiban untuk menyakini dengan mematuhi segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Bahwa manusia suatu hari akan mengetahui tentang tahapan-tahapan perkembangan janin , Sehingga Dia ( Allah ) mengajarkan Nabi dan Rasul terakhirnya untuk menyampaikan fakta ini pada umatnya, Dan dapat dijadikan saksi kebenaran kenabiannya serta fakta bahwa beliau Nabi kita menerima wahyu dari Sang Pencipta dan bisa terus menjadi bukti yang kekal di semua waktu dan tempat.
           Karena masa kita saat ini di tandai dengan banyaknya penemuan ilmiah dan perkembangan tekhnologi yang tidak tersedia di masa lampau, indikasi-indikasi ilmiah dalam Al-Qur'an  dan As-Sunnah  ini akan tetap menjadi bahasan dimasa kita maupun yang akan datang, Dan penemuan-penemuan ilmiah yang ada di dalam Al-Qur'an dan salah satunya tentang masalah keajaiban tulang ekor manusia ini tentunya digunakan untuk sarana memanggil manusia menuju agama Alah SWT yaitu agama Islam yang rahmatal lil alaamin.
Maha Suci Allah yang menciptakan dan menyempurnakan ciptaannya.Dia mewahyukan firmannya kepada Nabi dan Rasul terakhir dengan kebenaran yang tidak terpengaruh oleh kepalsuan dari depan maupun dari belakang. Semoga Allah SWT melimpahkan Sholawat serta Salam kepada Nabi Muhammad SAW, Keturunannya, Para Sahabatnya, Para Pengikut ajarannya seta yang menyeru kepada ajarannya hingga akhir zaman......Aamiinn....
           


Selasa, 31 Juli 2018

JALAN PENGENALAN DAN PENDEKATAN DIRI KEPADA TUHAN ( ALLAH SWT )


       Dalam Islam Pengenalan dan Pendekatan kepada Tuhan ( Allah Subhanallahuta'ala ) ditempatkan sebagai suatu proses penting dalam hidup, pengenalan terhadap Allah tersebut diharapkan akan menghasilkan pemahaman komprehensif tentang kehidupan, tentang manusia yang menjalani hidup dan akhirnya tentang Tuhan ( Allah swt ) sendiri sebagai yang menciptakan hidup. Mengenal dan pendekatan atau berserah diri kita kepada Allah swt merupakan keharusan bagi setiap manusia apalagi bagi seorang muslim.
        Apabila kita telah mengenal Tuhan (allah swt ) dengan baik maka Tuhan (Allah SWT ) akan bersemayam dalam hati kita , kemudian hati yang dipenuhi Ke-Tuhanan itu akan mengalirkan energi berlipat ganda kepada otak dan seluruh jiwa dan raga untuk melakukan segala aktivitas yang disukai Allah SWT dan meninggalkan segala apa yang dilarang Allah SWT, jika sudah demikian, Allah akan semakin cinta dan sayang pada kita, Atsmosfir cinta itu dipastikan akan mewarnai hati kita, dan kita pun semakin mengagumi dan mencintai Allah Subhanallahutaala, Pada titik ini muncul dorongan untuk semakin mengenal dan mendekatkan diri padaNya.
 Untuk mengenal dan mendekatkan diri kita kepada Allah SWT dapat ditempuh dengan berbagai cara yang sebagian diantaranya yaitu :
  1. Mendekatkan diri dengan Ilmu Pengetahuan
  2. Mendekatkan diri dengan Ibadah
  3. Mendekatkan diri dengan Kesabaran.

1. MENDEKATKAN DIRI DENGAN ILMU PENGETAHUAN.

    a. Tuhan dan Ilmu Pengetahuan.
         Mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan ilmu pengetahuan memiliki arti bahwa kita berusaha untuk memahami segala sesuatu dibalik aneka keseimbangan yang terjadi di alam semesta, Adanya alam serta organisasinya yang menakjubkan dan rotasinya yang begitu rumit, pasti memberikan penjelasan bahwa ada satu kekuatan yang telah menciptakannya, suatu akal yang tidak ada batasnya, siapapun yang normal dan percaya bahwa dirinya ada dan percaya bahwa alam ini ada, atas dasar itu dan dengan kepercayaan inilah dijalani setiap bentuk kegiatan ilmiah dan kehidupan.
Apabila kita menyakini tentang keberadaan alam maka secara logika harus percaya tentang adanya pencipta alam, Belum pernah di ketahui adanya sesuatu yang berasal dari tidak ada tanpa diciptakan. Segala sesuatu bagaimanapun ukurannya pasti ada penyebabnya..
        Hingga abad ke-19 anggapan yang mengatakan bahwa alam menciptakan dirinya sendiri ( alam bersifat Azali ) masih banyak penganutnya, tetapi setelah ditemukan  " Hukum kedua Termodinamika ( Second Law of Thermodynamics ) " pernyataan ini telah kehilangan landasan berpijak, Hukum yang dikenal dengan hukum Keterbatasan energi atau teori pembatasan perubahan energi panas ini membuktikan bahwa adanya alam tidak mungkin bersifat azali,  Hukum tersebut menerangkan bahwa energi panas selalu berpindah dari keadaan panas beralih menjadi tidak panas, sedangkan kebalikannya tidak mungkin yakni energi panas tidak mungkin berubah dari keadaan yang tidak panas menjadi panas dengan sendirinya, Perubahan energi panas dikendalikan oleh keseimbangan antara " energi yang ada dengan energi yang tidak ada ".
Dengan mengakui satu kenyataan bahwa proses kimiawi dan fisika di alam terus berlangsung. Serta kehidupan tetap berjalan tentu membuktikan secara pasti bahwa alam bukan bersifat azali, seandainya alam ini bersifat azali, maka sejak dulu alam sudah kehilangan energinya, sesuai dengan hukum tersebut dan tidak akan ada lagi kehidupan di alam ini, oleh karena itu pasti ada yang menciptakan alam yaitu Allah Subhanallahutaala.....Allahu Akbar.....

      b. Penciptaan Alam Semesta.
           Penemuan seorang ahli astronomi Amerika yaitu Edwin Hubble pada tahun 1929 di Observatorium Mount Wilson California, merupakan penemuan terbesar di sepanjang sejarah astronomi, Dia menemukan bahwa bintang-bintang memancarkan cahaya merah sesuai dengan  jaraknya, ketika mereka diamati dengan teleskop raksasa, Hal ini lantas disimpulkan bahwa bintang-bintang ini "bergerak menjauhi kita" sebab menurut hukum fisika yang diketahui, spektrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati pengamat cenderung berwarna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung berwarna merah, selama pengamatan oleh Hubble, cahaya dari bintang-bintang cenderung berwarna merah, ini berarti bahwa bintang-bintang itu terus menerus bergerak menjauhi kita, Selain itu sebelumnya hublle juga telah membuat penemuan penting lainnya, yaitu Bintang dan Galaksi  bergerak tidak hanya menjauhi kita tapi juga menjauh satu sama lainnya. Dari hal tersebut dapat disimpulkan dari suatu alam semesta dimana segala sesuatunya bergerak menjauhi satu sama lain adalah bahwa dia terus menerus " mengembang ", Lantas hal apa yang dapat kita pahami dari istilah mengembang ini ?. Mengembangnya alam semesta berarti bahwa jika alam semesta dapat bergerak mundur kemasa lampau, maka dia akan berasal dari satu titik tunggal, Perhitungan menunjukkan bahwa " Titik tunggal" ini yang berisi semua materi alam semesta haruslah memiliki "Volume Nol" dan "Kepadatan tak terhingga". Alam semesta telah terbentuk melalui titik tunggal bervolume nol ini, Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan Teori Big Bang.
        Kemudian harus di kemukakan bahwa Volume nol, merupakan pernyataan teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman Ilmu Pengetahuan untuk dapat mendifinisikan konsep " Ketiadaan" yang berada diluar batas pemahaman manusia, hanya dengan menyatakan sebagai " titik bervolume nol ", Sebenarnya sebuah titik tak bervolume berarti " Ketiadaan " , Demikian alam semesta muncul menjadi ada dari Ketiadaan, Dengan kata lain alam semesta telah diciptakan, Fakta bahwa alam semesta ini di ciptakan yang baru ditemukan Fisika modern pada abad 20 telah dinyatakan dalam Al Qur'an 14 abad yang lalu.

      c. Sains Al Qur'an
          Harus diakui bersama bahwa Al Qur'an adalah kitab petunjuk , Bahkan dalam permulaan ayat-ayatnya dijelaskan :
ذَلِكَ الْكِتَا بُ لَارَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ  ـ  ٢

" Kitab ( Al Qur'an ) ini tidak ada keraguan padanya ( Di dalamnya terdapat ) petunjuk bagi mereka yang bertaqwa " . ( Q.S . Al Baqarah  : ayat  2 ).
        Artinya saat ada satu "kemungkinan " ilmu Pengetahuan terdapat dalam Al Qur'an maka tidak serta merta di katakan bahwa Al Qur'an adalah kitab ilmu pengetahuan, oleh karenanya Allah SWT, hanya menjelaskan isyarat ilmu pengetahuan tersebut, namun demikian setidaknya ini menjadi salah satu keistimewaan Al Qur'an.
         Terkait penciptaan alam semesta dengan konsep " Mengembang" dalam teori Big bang, Al Qur'an juga telah mengisyaratkan hal yang serupa dalam salah satu ayatnya :

أَوَ لَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْاأَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ كَا نَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَا هُمَا 
  وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍحَيٍّ أَفَلَا يُوءْمِنُونَ ـ ٣٠

" Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya, Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup, maka mengapakah mereka tiada juga beriman. " ( Q.S. Al Anbiyaa' : ayat 30 ).
        Ayat ini hanya satu diantara banyak contoh ayat yang terkandung dalam Al Qur'an yang mengisyaratkan berbagai ilmu pengetahuan ilmiah, Namun dari yang sedikit ini saja , sebagai orang mukmin dan bertakwa tentu kita harus menyakini betapa Allah SWT telah merencanakan semua itu jauh sebelum dunia berperadaban.


2. MENDEKATKAN DIRI DENGAN IBADAH. 

     a. Paham Tentang Ibadah.
           Kata ibadah berasal dari bahasa Arab 'Ibaadatun (  عبادة  ) berasal dari kata ' abdun ' ( عبد ) kata ini memiliki arti patuh, taat, setia, tunduk, menyembah dan memperhambakan diri kepada  " Sesuatu ". kemudian dari sisi istilah syara'  ibadah berarti tindakan, menurut, mengikut dan mengikat diri dengan sepenuhnya kepada segala perkara yang di syariatkan oleh Allah dan diserukan oleh para Rasul-Nya, apakah dalam bentuk perintah atau larangan.
           Dalam pengertian yang lebih luas, ibadah adalah segala sesuatu yang di cintai dan di ridhoi oleh Allah SWT, baik berupa perkataan maupun perbuatan, Imam Ghazali menyatakan bahwa hakikat ibadah adalah mengikuti ( Mutaba'ah ) apa yang telah di contohkan oleh Nabi Muhammad SAW serta patuh dan taat kepada semua perintah dan larangan Allah SWT.
Adapun menurut ulama Fiqih ibadah adalah semua bentuk pekerjaan yang bertujuan memperoleh ridho Allah SWT dan mendambakan pahala darinya di Akhirat. Oleh karenanya dari segi pelaksanaannya, ibadah dapat di bagi dalam 3 bentuk antara lain :
  • Ibadah Jasmaniah - Rohaniah ; yaitu perpaduan ibadah antara jasmani dan rohani. misalnya Sholat dan Puasa.
  • Ibadah Rohaniah - Amaliah ; yaitu perpaduan antara ibadah rohaniah dan harta, contohnya Zakat.
  • Ibadah Rohaniah - Jasmaniah - Amaliah ; yaitu ibadah yang menyatukan ketiganya, contohnya seperti ibadah Haji.
Selain pembagian diatas masih banyak lagi berbagai macam pengelompokan ibadah dari berbagai aspeknya, namun yang perlu ditekankan pada bahasan ini adalah inti dari ibadah itu sendiri.

      b. Konsep Ibadah dalam Al Qur'an.
          Kehidupan di Bumi bukanlah kehidupan yang tidak memiliki tujuan, akan tetapi penciptaan manusia di Bumi adalah mempunyai tugas dan tanggungjawab risalah yang telah ditentukan oleh Allah SWT, Tugas dan tanggungjawab manusia sebenarnya telah begitu jelas sebagaimana terkandung dalam Al Qur'an yaitu melaksanakan ibadah, mengabdikan diri kepada Allah SWT, sesuai firmannya yaitu :

 وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِ نْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُو نِ ـ

" Dan aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka beribadah (menyembah) Kepadaku " .  ( Q.S  Adz Dzuriyaat :  ayat 56 )

      c. Prinsip Ibadah. 
          Untuk  memberikan pedoman Ibadah yang bersifat final, Islam memberikan prisnsip-prinsip ibadah sebagai berikut  :

1. Ada Perintah.
     Adanya perintah merupakan syarat sahnya suatu ibadah, tanpa perintah ibadah merupakan suatu yang terlarang.
2. Tidak mempersulit  ( Adamul Haraj )
     Prinsip ini didasarkan pada firman Allah :
  يُرِيْدُاللهُ بِكُمَ الْيُسْرَوَلَايُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
    " Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu ". (Q.S. Al Baqarah 185  ).
3. Menyedikitkan beban  ( Qilatuttaklif )
    Prinsip ini didasarkan pada firman Allah yaitu :

 لَايُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلَّا وُ سْعَهَا

" Allah tidak membebani seseorang melainkan atas dasar kemampuannya ". ( Q.S. Al Baqarah : 286 )

4. Ibadah hanya ditujukan kepada Allah Subhanallahta'ala.
   Prinsip ini merupakan konsekwensi pengakuan atas ke Maha Esaan Allah yang dimanifestasikan seorang muslim dengan kata-kata ( Kalimat Tauhid )
" La ilahaillallah "        لَا إِلَهَ اللهُ     " Tidak ada Tuhan selain Allah ".

5. Ibadah Tanpa perantara.
    Ibadah harus dilakukan oleh seorang hamba tanpa melalui perantara, baik berupa benda , binatang, tumbuh-tumbuhan maupun manusia. Adanya perantara dalam beribadah bertentangan dengan prinsip tauhid dan beribadah hanya kepada Allah semata, hal ini dimaksudkan agar seseorang hamba benar-benar murni dan jauh dari perbuatan syirik.

6. Ibadah dilakukan secara Ikhlas.
    Kemurnian hati , tidak ada maksud dan tujuan lain selain hanya kepada allah ,  ikhlas dalam beribadah berarti beribadah tanpa merasa terpaksa melainkan benar-benar murni  untuk menunaikan perintah allah SWT.

7. Keseimbangan Jasmani dan Rohani.
    Manusia merupakan makhluk Allah yang terdiri dari jasmani dan rohani , maka ibadah mempunyai prinsip adanya keseimbangan antara keduanya, Tidak hanya mengejar satu hal lalu meninggalkan yang lainnya atau sebaliknya akan tetapi keseimbangan antara keduanyalah yang harus dikerjakan.



3. MENDEKATKAN DIRI DENGAN KESABARAN.

a. Manusia dan Kesabaran.
    Allah berfirman mengenai sabar dan kesabaran.

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا سْتَعِيْنُوا بِالصَّبْرِ وَلصَّلَا ةِ إِنَّ للهَ مَعَ الصَّا بِرِيْنَ

" Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar " . ( Q.S. Al Baqarah : 153 ).
        Kata sabar berasal dari  (صَبَرْ ) bersabar, ( يَصْبِرْ )  tabah hati dan ( صبرا ) berani, sabar juga bisa berarti menahan dan mengekang, Adapun secara istilah sabar berarti menahan dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridha Allah SWT. Kemudian pengertian sabar juga diungkapkan oleh Al Mar aghi yaitu ketabahan hati dalam menanggung berbagai macam kesulitan dalam hal mencegah perbuatan-perbuatan maksiat.
Karena sangat pentingnya sifat sabar, hingga Allah SWT pun menyebutkan dalam Al Qur'an tidak kurang dari 100 kali dalam berbagai bentuk, ini tentu bukan hal sepele yang harus di perhatikan dan di amalkan oleh manusia, hal ini dikarenakan sabar merupakan sebagian dari akhlak yang mulia dan keutamaan yang mulia, seperti yang tercantum dalam al qur'an pada surat-surat yang diantaranya adalah sebagai berikut :

٠٠٠٠٠ وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَ ئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَ مْرِ نَا لَمَّا صَبَرُ وَا كَا نُوا بِأَ يَا تِنَا يُو قِنُو نَ

".......Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar dan adalah mereka menyakini ayat-ayat kami ". ( Q.S. As Sajdah  : 24 ).
Dan juga dalam surat berikut ini yang artinya :
" Katakanlah: ' Hai hamba-hambaku yang beriman bertakwalah kepada Tuhanmu  ' orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan dan Bumi Allah itu luas, Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas ". ( Q.S. Az Zumar : ayat 10 )
        Atas beberapa keterangan dari Al Qur'an diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pentingnya sifat sabar adalah :

  • Sifat sabar mengandung nilai yang tinggi dan mulia disisi agama dan budi pekerti.
  • Sifat Sabar adalah sifat yang mengangkat derajat agama dan akhlak diri sendiri.
  • Dengan sifat sabar agama akan mencapai kemenangan dan dunia akan aman serta cita-cita akan terwujud.
b. Macam-macam Sabar.
    Dalam buku risalah Al Mu'awanah disebutkan sabar terdiri dari 4 keadaan yaitu :
  1. Sabar terhadap ketaatan. Tatkala seseorang melakukan sebuah ketaatan dan sabarnya dia terhadap ketaatan tersebut dari aspek batin adalah keikhlasannya dan menghadirkan hati dalam ibadahnya, Adapun dalam segi lahirnya adalah senantiasa melazimkan atau menerima, selalu melaksanakan ibadah tersebut sesuai dengan syariat yang telah ditentukan.
  2. Sabar terhadap maksiat. artinya yaitu dengan tidak melakukan maksiat dan menjauhi tempat-tempat yang diduga ada maksiatnya, Adapun dari aspek batin yaitu meninggalkan jiwa yang membicarakan maksiat dan condong kepada maksiat tersebut.karena sesungguhnya permulaan dosa itu dari gelitikan hati.
  3. Sabar terhadap perkara-perkara yang dibenci, misalnya Sakit, kehilangan harta dan lain-lain.
  4. Sabar terhadap Syahwat. yaitu senantiasa menahan dan mengendalikan diri dari dorongan nafsu yang negatif.
c. Tuhan dan Kesabaran.
           Tentu sangat wajar mengapa Allah Subuhanallahta'ala memerintahkan kepada manusia agar senantiasa bersabar dalam banyak hal, karena Allah SWT memang sang Maha Sabar, sebagaimana tercantum dalam Asma'ul Husna yang terakhir , yaitu Ash Shabuur, Sifat sabar Allah SWT melebihi segala sifat sabar makhluqnya. seperti manusia , karena Allah SWT memiliki sifat maha sabar maka Allah juga memerintahkan manusia untuk menanamkan sifat-sifat ini. Sifat Ash Shabuur Allah dapat kita lihat dan rasakan dalam kehidupan seperti nikmat rezeki yang diturunkan Allah SWT kepada hambanya, Allah tetap memberikan nikmat kepada manusia sekalipun manusia banyak yang durhaka kepada Nya.
           Salah satu sifat orang yang beriman yang menyadari bahwa Allah SWT, bersifat As Shabuur akan memiliki sifat lapang dada, tidak putus asa dalam menghadapi cobaan, Manusia akan berusaha menanamkan kesabaran dalam dirinya dengan mendekatkan dirinya kepada Allah SWT yang Maha Sabar.
Akan tetapi umumnya manusia jika terkena musibah dia berdoa kepada Allah SWT dalam keadaan berbaring, duduk,sujud, berdiri dan lainnya untuk terus meminta disingkirkan musibah dan masalahnya, lalu ketika  telah Allah singkirkan masalahnya, Dia atau manusia meninggalkan Allah dan tidak berdoa lagi kepada NYA.
          Sifat sabar bagi Allah SWT lebih dekat dengan makna Haliim  ( حليم ) yang oleh Al Jurjani diartikan sebagai kemampuan menahan diri dari kebencian atau membalas orang yang zalim, Ini menunjukkan bahwa Allah SWT memang tidak akan terusik sama sekali oleh hambanya yang hanya meminta nya disaat kesulitan dan melupakannya disaat kesenangan. Kesabaran Allah SWT dalam istilah kita mungkin bisa disebut dengan  " KESABARAN TANPA BATAS ".

Semoga bermanfaat...........Amiin ....

Sumber berita     : Amazing of God, Abdul Muiz bin Nur, Mutiara Allamanutama.

Sabtu, 14 Juli 2018

MISTERI LETAK GEOGRAFIS KOTA MAkKAH DAN KA'BAH SEBAGAI ZONA ZERO


        Kota Makkah terletak sekitar 600 km sebelah selatan kota Madinah dan kurang lebih 200 km sebelah timur laut Kota Jeddah, Kota Mekah ini merupakan lembah sempit yang dikelilingi oleh gunung-gunung dengan Ka'bah sebagai pusatnya, serta terletak di posisi 21 25' 24'' LU (Lintang Utara) dan 39 49' 24'' BT (Bujur Timur).
Dengan demikian pada masa dahulu kota ini rawan banjir bila di musim hujan, tetapi saat ini pemerintah Arab Saudi sudah merenovasi besar-besaran kota mekkah sehingga dapat dikatakan saat ini bebas banjir. Seperti pada umumnya kota-kota di wilayah Arab Saudi kota ini beriklim Gurun.

1. Misteri Letak Geografis dan bilangan Fibonacci 1.618 kota Mekkah.
        Bagi mereka yang pernah belajar Matematika pasti pernah mendengar nama bilangan Fibonacci, Dimana jika kita mengukur jarak kota Mekah ke arah kutub utara diperoleh angka 7631,68 km, sedangkan kita mengukur ke arah Kutub selatan diperoleh angka 12348,32 km, dan apabila kedua angka tersebut kita bandingkan seperti berikut : 

        12348,32 km   =  1,618
                                                            7631,68  km
 Hasil angka 1,618 (dibulatkan) merupakan bilangan Fibonacci, Yang mana arti dari bilangan Fibonaci adalah barisan atau deret angka yang diperoleh dari 0 dan 1 kemudian angka berikutnya didapat dengan cara menambah kedua bilangan  yang berurutan sebelumnya. Dan dengan aturan ini maka barisan fibonacci di peroleh angka 0.1.1.2.3.5.8.13.21.34.55.89.144.233.377.610.987..........  Dan jika jumlah seluruh huruf dalam Al Qur'an Surat Ali Imron Ayat 96 yang berjumlah 47 di bagi angka fibonacci 1,618 maka akan diperoleh angka 
    47         = 29
                                                              1,618
Dimana angka 29 merupakan jumlah huruf dari pangkal ayat sampai kata Bakkah (Mekkah).

اِنَّ اَوَّلَ بَيْتٍ وُّضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِيْ بِبَكَّةَ مُبَرَ كاًوَّهُدًى لِّلْعَلَمِيْنَ ـ ٩٦

Artinya : " Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam" ( Q.S Ali Imran : 96 ).
Disamping itu ada juga ciptaan allah yang mengikuti deret Fibonacci diantaranya yaitu Jumlah daun dan kelopak pada Bunga atau Pola Bunga dimana jumlah kelopak bunga ada yang 3, 5, 13, 21 dan seterusnya.



2. Kota Mekkah ada pada titik Rasio Emas Dunia dan Zona Zero.
        Proporsi jarak antara Mekkah - Kutub Utara dengan jarak jarak antara Mekkah - Kutub Selatan adalah persis 1,618 yang merupakan Golden Ratio. Selain itu proporsi jarak antara kutub selatan dan Mekah dengan jarak antara kedua kutub adalah tetap 1,618 unit. Dalam kalangan ilmuwan di seluruh dunia mengetahui Mekkah berada tepat diantara kutub selatan dan kutub utara bukanlah hal yang baru. Penelitian modern telah membuktikan bahwa Ka'bah merupakan pusat Bumi dan Satu-satunya yang merupakan "Zona Zero " atau tempat yang Netral dari pengaruh Magnetik dan menurut penelitian, hal tersebut membuat siapa saja yang tinggal di Mekkah memiliki kesehatan yang melebihi manusia normal atau pada umumnya.
        Hal lain yang menarik tentang Ka'bah diungkapkan oleh Agus Mustofa dalam bukunya "Pusaran Energi Ka'bah", Menurutnya : Mengapa doa-doa seorang musllim lebih cepat terkabul ketika dia berada didepan Ka'bah atau Multazam dan itu ada penjelasan ilmiahnya. Agus Mustofa menyodorkan hukum Gaya Lorentz atau dikenal dengan Aturan tangan kanan, Hukum itu mengatakan bahwa pada konduktor melingkar yang dialiri arus listrik berlawanan dengan arah jarum jam akan menghasilkan medan magnet yang mengarah keatas, oleh karenanya kata agus, ketika ratusan ribu tubuh manusia yang mengandung Bio Elektron mengitari Ka'bah berlawanan arah jarum jam sambil membaca doa atau kalimat-kalimat Talbiyah, maka itu akan melontarkan medan magnet yang demikian besar kearah Langit. Wawohua'llam....
        Bagi seorang muslim yang taat , tentu saja pembuktian ilmiah terhadap alasan yang melatari ibadah mereka hal itu tak terlalu penting, benar atau tidaknya klaim yang mengatakan bahwa kota Mekkah adalah pusat dari pergerakan Bumi, yang jelas Mekkah selalu menjadi magnet bagi muslim diseluruh dunia. Disamping itu berdasarkan pertimbangan yang seksama bahwa mekkah berada ditengah-tengah bumi sebagaimana dikuatkan oleh studi-studi dan gambar-gambar geologi yang dihasilkan oleh satelit, maka bena-benar diyakini bahwa kota suci Mekkah seharusnya menjadi titik nol waktu dunia bukan Greenwich. dan hal ini tentunya akan mengakhiri kontroversi lama yang dimulai empat dekade yang lalu, Ada banyak argumentasi ilmiah yang membuktikan bahwa Kota Mekkah merupakan wilayah nol bujursangkar yang melalui kota tersebut dan ia tidak melewati kota Greenwich di Inggris, GMT ( Greenwich Mean Time ) di paksakan pada dunia ketika mayoritas negri saat itu berada dibawah penjajahan Inggris. Dan patokan waktu GMT masih digunakan hingga saat ini. Dan mungkin saat ini pemerintah Arab Saudi membangun Gedung dengan jam yang besar disebelah Masjidil Haram untuk menunjukkan pada dunia bahwa sebenarnya titik nol waktu itu dimulai di kota Mekkah itu ....  Wawohua'llam.......
        Kesimpulannya, semua bukti ini menunjukkan bahwa antara Sang Pencipta Dunia dan Matimateka adalah Satu dan Tunggal yaitu ALLAH SWT yang tak dapat dijelaskan dan kekuatan besar yang telah menciptakan Ka'bah, Kota Suci dan Al Qur'an. Hal ini juga mengingatkan umat manusia bahwa itu adalah sebagian dari tanda-tanda kebesaranNya.....