Selasa, 18 Desember 2018

HIKMAH SHALAT & TINGKATAN MANUSIA DALAM MENGERJAKAN SHALAT (WISDOM & LEVEL OF SHALAT)


           
          Hikmah Shalat menurut salah satu pendapat yaitu dari Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, dalam bukunya "Minhajul Muslim", menyatakan bahwa hikmah shalat itu membersihkan jiwa , mengkondisikan seorang hamba untuk bermunajat kepada Allah SWT dan berdekatan dengan-Nya didunia dan di Akhirat. Selain itu shalat juga mencegah pelakunya dari mengerjakan perbuatan keji dan munkar, Allah berfirman dalam Al Qur'an surah Al Ankabut ayat 45 :

اُتْلُ مَآاُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتَبِ وَاَقِمِ الصَّلَوةَ اِنَّ الصَّلوةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَآ ءِ والْمُنْكَرِ و 
لَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ  ـ ٤٥


" Bacalah kitab (Al Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al Ankabut : 45).

           Seorang muslim yang senantiasa menjalankan shalat, hubungannya dengan Allah akan semakin erat dan juga ada pendapat lain dari M Mahmud Abdullah dalam bukunya yang berjudul " Fawaid Ash Shalah ", Shalat katanya dilaksanakan dengan tujuan mengagungkan nama Allah swt dan menunjukkan rasa syukur kepada-Nya, Dan shalat dilaksanakan untuk memanjatkan doa kepada Allah swt serta memohon kasih sayang serta ampunan-Nya hingga seorang muslim mampu memetik kebajikan yang dilakukannya, baik didunia maupun di akhirat.
           Sedang menurut Ibnu Qayyim membagi tingkatan manusia dalam mengerjakan shalat yaitu :
  1. Kelompok orang yang mendapatkan hukuman dari Allah. Mereka adalah orang yang lalai dan zalim terhadap dirinya, mereka  mengerjakan shalat dengan tidak benar, baik dalam wudhu,waktu, batas-batas maupun rukun-rukun shalat. 
  2. Kelompok orang yang akan dihisab oleh Allah, Mereka adalah orang yang menjaga waktu shalat, batas-batas, rukun-rukun shalat dan menjaga wudhu'nya, tetapi mereka lalai dalam bermujahadah atau berkonsentrasi terhadap shalatnya melawan bisikan-bisikan, pikiran-pikiran dan lamunan-lamunan yang mengganggu jiwanya. 
  3. Kelompok orang yang dihapuskan dosanya. Mereka adalah orang yang shalat sekaligus berjihad, mereka bukan hanya menjaga batas-batas shalat dan rukunnya, melainkan juga sanggup untuk berupaya sekuat tenaga mengusir bisikan, lamunan dan pikiran yang menggoda dirinya sehingga dia sibuk dengan perjuangannya melawan setan agar tidak mencuri shalatnya.
  4. Kelompok orang yang mendapatkan Pahala. Mereka adalah orang yang memenuhi hak dan kewajiban shalat, rukun-rukun, batas-batasnya ketika mendirikan shalat. Hatinya tenggelam untuk menjaga batas-batas shalat dan haknya agar tiada satupun yang terbuang percuma, seluruh obsesi jiwa dan raganya hanya ditujukan untuk mendirikan shalat, sebagaimana yang seharusnya ditujukan untuk menyempurnakan dan melengkapi shalat, Hatinya tenggelam dalam shalat dan peribadatan kepada Rabbnya di dalam shalat. 
  5. Kelompok orang yang di dekatkan kepada Allah SWT. Mereka adalah orang yang mendirikan shalat dengan menghadirkan hatinya dihadapan Allah, seakan-akan dia melihat Allah dengan mata hatinya, Dia merasa diawasi oleh-Nya dan hatinyapun dipenuhi rasa cinta kepada-Nya dan keagungan-Nya, Semua bisikan dan pikiran telah hilang dan sirna darinya, Dinding pembatas antara dirinya dengan Rabbnya telah diangkat ketika shalat, shalat orang seperti ini jauh lebih baik dan lebih agung dari pada segala yang ada diantara langit dan bumi, orang yang demikian dalam shalatnya ialah orang yang sibuk dengan Rabbnya dan berbagagia dengan-Nya.
Demikian hikmah shalat dan pengelompokan orang-orang yang melaksanakan shalat, dan dari pengelompokan tersebut kita dapat menilai diri kita sendiri apakah sudah sempurna shalat kita atau masih banyak kekurangannya, untuk itulah kita harus meningkatkan tingkatan shalat kita sampai sempurna, sebab shalat adalah tiang agama , dan gambaran pribadi kita terhadap kewajiban yang telah diberikan oleh allah kepada kita, dengan shalat hidup kita di dunia akan merasa tenang dan di alam akhirat yang abadi nanti kita akan memetik pahalanya sesuai yang telah dijanjikan oleh allah swt yaitu kita akan menghuni syurganya. Amin yaa robbal alamin......




Sumber gambar : netdesigner.blogspot.com


Selasa, 04 Desember 2018

SHALAT DAN KEDUDUKAN SHALAT DALAM ISLAM ( POSITION OF SHALAT IN ISLAM )



         Bismillahirrohmanirohim Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam, Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Rasulullah SAW, Keluarga, para Sahabat dan Orang-orang yang mengikuti Beliau hingga akhir zaman. Dari segi bahasa Shalat berarti Doa', dalam Al Qur'an dan Hadits kata shalat mengandung dua makna, Pertama Shalat dari Allah yang berarti sanjungan, Kedua Shalat dari makhluk seperti malaikat, manusia dan jin yang berarti berdiri, rukuk, sujud, doa dan tasbih, sementara shalat burung dan serangga berarti tasbih, inilah pengertian yang disebutkan oleh ibnu Manzhur dalam kitab Lisanul 'Arab.
Menurut syariat sebagaimana difinisi dari Ibnu Qudamah dalam kitab Al-Mughni, Shalat berarti ibadah kepada Allah yang berbentuk ucapan dan perbuatan yang diketahui lagi khusus, diawali  dengan takbir dan di akhiri dengan salam, disebut shalat karena mencakup Doa'.
           Secara keseluruhan kata Dr. Said Al Qahtani dalam bukunya Shalatul Mu'min, pengertian shalat adalah doa yaitu doa permohonan dan doa ibadah. Doa permohonan maksudnya memohon segala yang bermanfaat, bagi pemohon, baik perolehan suatu manfaat maupun pencegahan terhadap suatu mudharat, demikian pula permohonan pemenuhan berbagai kebutuhan kepada Allah semata dengan menggunakan bahasa lisan. sedang Doa Ibadah maksudnya pencarian pahala melalui berbagai amal sholeh dalam bentuk berdiri, rukuk dan sujud, barang siapa menunaikan ibadah ini berarti dia telah berdoa kepada Allah dan memohon dengan perbuatannya agar Allah mengampuninya.
Dan dengan demikian terlihat jelas bahwa shalat secara keseluruhan berarti doa permohonan dan doa ibadah, sesuai dengan firman Allah SWT  berikut ini :

وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّالِيَعْبُدُوْنَ ـ  ٥٦

" Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia kecuali agar mereka beribadah kepadaKu " ( Al Qur'an Surat Adz Dzuriyat, ayat 56 ).
           Kita hidup di dunia ini hanya untuk mengemban satu tugas , yaitu beribadah kepada Allah SWT, Melaksanakan perintah Allah SWT adalah ibadah dan sebaliknya menjauhi larangan-Nya juga ibadah, Shalat adalah salah satu ibadah teragung yang diperintahkan Allah Subhanallahtaala kepada kita, Perintah ini turun langsung dari Rabb kita melalui Nabi kita Muhammad SAW dan sudah seharusnya kita laksanakan karena shalat murni untuk kepentingan kita sendiri bukan untuk siapa-siapa, Shalat adalah perintah Allah SWT yang diwajibkan kepada setiap muslim yang sudah berakal, Baliq kecuali bagi wanita yang sedang haid dan nifas.
Untuk mengetahui kedudukan Shalat dalam islam kita dapat mengetahuinya melalui firman Allah dalam Al Qur'an dan Sabda Rasulullah SAW dalam berbagai haditsnya, adapun firman Allah dalam Al Qur'an mengenai shalat adalah berikut ini :

فَاِذَاقَضَيْتُمُ الصَّلَوةَ فَاذْ كُرُواللهَ قِيَا مًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلَى جُنُوْ بِكُمْ فَاِذَآطْمَأْ نَنْتُمْ فَاَقِيْمُوآلصَّلَوةَ اِنَّ الصَّلَوةَ كَا نَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتَبًا مَّوْ قُوْ تَا ـ  ١٠٣

"  Selanjutnya apabila kamu telah menyelesaikan shalat (mu) ingatlah Allah ketika kamu berdiri, pada waktu duduk dan ketika berbaring, kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka laksanakanlah shalat itu ( sebagaimana biasa) , Sungguh Shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman ". ( Al Qur'an surat An- Nisa' : 103 ).
           Berdasarkan hasil pencarian dari program Al Qur'an ternyata kata As-Shalah terdapat dalam 58 ayat yang tersebar diberbagai Surah, sementara ayat yang membahas Shalat dengan berbagai bentuknya ada sekitar 99 ayat, Dan dari berbagai ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa Shalat memiliki kedudukan yang agung dalam agama islam. Diantara kedudukan shalat tersebut diantaranya adalah :

1.  Allah SWT telah mewajibkan Shalat kepada Umat sebelum kita.
           Allah SWT telah mewajibkan shalat kepada umat-umat sebelum kita, istilah yang digunakanpun sama yakni shalat, meskipun tata caranya berbeda, hal ini dapat kita baca dalam beberapa ayat yang salah satunya adalah sebagai berikut :

رَبِّ اجْعَلْنِيْ مُقِيْمَ الصَّلَوةِ وَ مِنْ ذُرِّ يَّتِيْ رَبَّنَا وَ تَقَبَّلْ دُ عَآءِ ـ ٤٠

" Ya Tuhanku , jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan shalat , Ya Tuhan kami perkenankanlah doaku ". ( QS. Ibrahim  : 40  ).
           Ayat tersebut merupakan permohonan Nabi Ibrahim kepada Allah SWT agar menjadikan anak keturunannya sebagai orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Shalat juga diperintahkan kepada Nabi Musa dan Nabi Isa Almasih sebagaimana firman Allah yang artinya : 
 " Dan aku telah memilih kamu ( Musa ) maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan ( kepadamu ) sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan ( yang hak ) selain aku, maka sembahlah aku dan dirikanlah Shalat untuk mengingatkan aku. " ( QS. At Thaha : 13-14 ).
" Dan dia menjadikan aku (Isa ) seorang yang di berkati di mana saja aku berada dan Dia memerintahkan kepadaku ( mendirikan ) Shalat dan ( menunaikan ) zakat selama aku hidup " ( QS. Maryam : 31 ).

2. Allah SWT mewajibkan Shalat kepada Nabi Muhammad SAW sebagaimana Dia telah mewajibkannya kepada Nabi-nabi terdahulu.
          Hal ini ditegaskan oleh Allah SWT dalam Al Qur'an  Surat Al- Ankabut ayat 45

اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتَبِ وَاَقِمِ الصَّلَوةَ اِنَّ الصَّلَو ةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُاللهِ اَكْبَرُ وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ  ـ  ٤٥

 yang artinya :  "Bacalah Kitab ( Al Qur'an ) yang telah diwahyukan kepadamu ( Muhammad) dan laksanakanlah Shalat, Sesungguhnya Shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan ketahuilah mengingat Allah (Shalat) itu lebih besar  (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan. " ( QS Al Ankabut 45 ).
Dan juga ada dalam Al Qur'an  surat An Nisa ayat 103.

3. Kewajiban Shalat tetap berlaku dalam segala keadaan.
           Kewajiban shalat tidak gugur kepergian atau pindah kesuatu tempat, selama nyawa masih dikandung badan maka kewajiban shalat tidak akan lepas dari diri seorang muslim, Tinggal di tempat yang gersang tiada air atau di negara kafir misalnya, tidak bisa menjadi alasan bagi seseorang untuk meninggalkan shalat, sakit dan musibah apapun tidak dapat mencabut kewajiban shalat dari seorang muslim, Bahkan dalam keadaan perang sekalipun shalat tetap diwajibkan, Allah berfirman dalam Al Qur'an surah An Nisa ayat 101 :

 وَاِذَاضَرَبْتُمْ فِى الْاَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ اَنْ تَقْصُرُوْا مِنَ الصَّلَوةِ اِنْ خِفْتُمْ اَنْ تَفْتِنَكُمُ 
الَّذِيْنَ كَفَرُوْا اِنَّ الْكَفِرِيْنَ كَا نُوْ الَكُمْ عَدُوًّا مُّبِيْنًا  ـ ١٠١

" Dan apabila kamu bepergian di bumi, maka tidaklah berdosa mengqasar shalat, jika kamu takut diserang orang kafir, sesungguhnya orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu "

4. Shalat dapat mencegah maksiat.
    Allah SWT berfirman yang artinya :
" Sesungguhnya Shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar ". (QS Al-Ankabut : 45 )
           Ayat ini menjelaskan bahwa shalat yang dilakukan dengan sempurna dapat mencegah kita dari melakukan maksiat dan hal-hal yang di haramkan, serta apabila shalat  dilakukan dengan khusuk dan merenungi bacaan-bacaannya. Karena Abul 'Aliyah sebagaimana yang dikutip oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya Shalat seperti ini memiliki tiga ciri : Pertama, ikhlas dalam melaksanakannya sehingga dapat memrintahkan  kebaikan. Kedua, menghadirkan rasa takut kepada Allah SWT sehingga dapat mencegah dari kemungkaran. Dan Ketiga, membaca dzikir atau al Qur'an di dalamnya yang akan memerintahkan untuk berbuat baik dan mencegah berbuat yang mungkar.

5. Shalat bertujuan untuk mengingat Allah SWT.
             Allah berfirman dalam Al Qur'an surat At-Thaha ayar 14 yang artinya :
" Sesungguhnya aku ini adalah Allah tidak ada Tuhan (yang hak ) selain aku, maka sembahlah aku dan dirikanlah shalat untuk mengingatku".
           Menurut Ibnu Katsir, makna dirikanlah shalat untuk mengingatku , ialah shalatlah untuk mengingat Allah swt atau kita diperintahkan mendirikan shalat saat kita teringat,

6. Menjaga Shalat berakibat bahagia di dunia dan mati masuk surga.
           Sungguh beruntung orang beriman yang khusuk dalam shalatnya, inilah kabar gembira langsung dari Allah swt  yang menjamin kebahagiaan di dunia bagi orang yang mendirikan shalat dengan khusuk, Allah swt berfirman yang artinya :
" Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang khusuk dalam shalatnya ".
(Q S. Al-Mu'minun : 1-2 ).
Disamping itu Allah swt juga menjamin kebahagiaan di Akhirat bagi orang-orang yang menjaga shalatnya dengan memasukkannya ke Surga Firdaus, dan hal ini sudah tercantum dalam kitabnya dalam Al Qur'an surat Al Mukmin ayat 9 - 11 yang artinya adalah sebagai berikut :
"............dan orang-orang yang memelihara shalatnya, Mereka itu orang-orang yang akan mewarisi, yaitu yang akan mewarisi Surga Firdaus, Mereka kekal di dalamnya ".

7. Shalat menjauhkan diri dari Sifat tercela.
           Manusia memiliki dua potensi yang senantiasa melekat pada dirinya, yaitu potensi kebaikan dan keburukan, Bahkan Allah telah memberitahukan bahwa manusia di ciptakan dengan membawa sifat dasar keluh kesah lagi kikir, jika ditempa kesusahan ia berkeluh kesah  dan jika mendapat kebaikan dia amat kikir. Meskipun mayoritas manusia mengandung sifat tercela tersebut, tetapi Allah swt  mengecualikan orang-orang yang dilindungi dan di beri petunjuk oleh-Nya, Orang-orang tersebut adalah orang-orang yang mendirikan dan menjaga shalatnya, Allah berfirman yang artinya adalah sebagai berikut :
" Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir, Apabila dia ditimpa kesusahan dia berkeluh kesah dan apabila dia mendapatkan kebaikan dia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat. "  ( Q.S Al-Ma'arij ayat 19 - 22 )

8. Shalat dapat meringankan Musibah.
          Terkadang kehidupan seorang hamba di liputi dengan kenikmatan yang berlimpah ruah sehingga hal itu menuntutnya untuk bersyukur,  Terkadang pula kehidupannya diselimuti baerbagai musibah yang menuntutnya untuk tabah memikulnya dan sebaik-baik cara agar kuat dan tabah memikul segala musibah adalah dengan sabar dan shalat, Allah berfirman yang artinya : " Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah SWT ) dengan dan (mengerjakan) shalat sesungguhya Allah beserta orang-orang yang sabar ". ( Q.S Al Baqarah ayat 153 ).

 9. Shalat hanyalah untuk Allah SWT.
           Dalam pandangan islam shalat, ibadah, hidup dan mati seseorang harus hanya dipersembahkan untuk Allah swt. Seorang mukmin mendirikan shalat hanya untuk Allah bukan untuk tujuan lain, Allah berfirman yang artinya :  " Katakanlah, Sesungguhnya Shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Rabb semesta alam " (  Q.S Al An'am ayat 162 ).

10. Orang yang lalai dalam Shalat akan disiksa.
           Orang yang lalai dalam shalatnya diancam dengan siksaan yang menunggunya, kata Ibnu Katsir lalai yang dimaksud bisa mencakup 3 (tiga) hal yaitu
  • Pertama senantiasa atau sering mengundur-undur waktu shalat.
  • Kedua Lalai dari syarat dan rukun yang telah diperintahkan.
  • Ketiga Tidak khusuk dan tidak menghayati makna-makna yang terkandung di dalam bacaan-bacaan shalat.
Hal ini sebagaimana ditegaskan Allah dalam firman yang artinya adalah :
" Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya". ( Q.S. Al-Ma'un ayat 4 - 5 ).

11. Orang yang menyia-nyiakan shalat akan rugi di Akhirat.
            Orang yang menyia-nyiakan shalat, baik dengan meninggalkannya, meremehkannya, maupun mengundur-undur waktunya, maka dia akan rugi di akhirat,Allah berfirman dalam Surat Maryam : 59 yaitu :

فَخَلَفَ مِنْ بَعْدَهِمْ خَلْفٌ اَ ضَا عُوآلصَّلَوةَوَاتَّبَعُوالشَّهَوَتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا  ـ  ٥٩
    
" Kemudian datanglah setelah mereka, pengganti yang mengabaikan shalat dan mengikuti keinginannya, maka mereka kelak akan tersesat ". ( Q.S Maryam : 59 ).
Jadi orang yang menyia-nyiakan shalat dan menuruti hawa nafsunya tersebut, menurut Syaikh As-Sa'di di dalam tafsirnya menyebutkan, orang tersebut akan mendapatkan siksa yang kerasnya berlipat ganda, atau kata tafsirnya Syaikh Abu Bakar Al-jazairi, orang tersebut akan dimasukkan kesebuah sumur yang terdapat di Neraka jahanam. Nau'dzubillahi min dzalik.

12.Shalat merupakan wasiat terpenting orangtua kepada anak-anaknya.
           Pada zaman akhir seperti ini, jarang sekali orangtua yang selalu mengingatkan anak-anaknya untuk mendirikan shalat, Aneh sekali mayoritas orangtua memiliki "toleransi" yang berlebihan dalam masalah ini, bahkan kadang-kadang ada orangtua yang tidak peduli apakah anaknya sudah shalat atau belum.
Padahal shalat adalah tiang agama dan bukti ketaatan terbesar kepada Allah Azza Wajallah, Jika seseorang telah meremehkan shalat, maka diapun akan meremehkan urusan yang lainnya, Seharusnya kita meneladani Lukman yang berwasiat kepada anaknya seperti dalam firman Allah yang artinya : " Hai Anakku laksanakanlah Shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang ma'ruf (baik) dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.". (Al-Qur'an Surat Al- Luqman ayat 17).
           Dalam ayat tersebut Lukman memberikan beberapa wasiat bermanfaat kepada anaknnya, salah satu wasiat tersebut adalah Shalat, maka seyogyanya orangtua lebih memperhatikan keadaan agama anaknya karena hal itu akan menyelamatkannya di dunia dan akhirat.

13. Mendirikan Shalat adalah ciri orang Bertakwa.
           Diantara ciri orang yang bertakwa ialah orang yang mendirikan shalat, yakni orang yang mendirikannya, secara teratur dengan melengkapi syarat-syarat, rukun-rukun dan adab-adabnya, baik yang lahir maupun yang batin, misalnya Khusuk, memperhatikan serta sebisanya mengerti makna apa yang dibaca  dalam shalat, tertib, tepat waktu dan sebagainya.
Dan hal ini tergambar jelas dalam firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 2-3 yang artinya sebagai berikut :  " Kitab ( Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa (yaitu) mereka yang beriman kepada yang Ghaib, yang mendirikan Shalat dan Menafkahkan sebagian rizki yang kami anugerahkan kepada mereka". (QS. Al-Baqarah 2-3 ).

14. Malas mengerjakan Shalat adalah ciri-ciri orang yang Munafik.
          Ciri yang kasat mata dari seorang munafik ialah Dia mendirikan shalat dengan bermalas-malasan hal ini karena tidak ada niat di dalam hatinya untuk mendirikan shalat, tidak ada keyakinan terhadapnya, tidak khusuk dan tidak mengetahui maknanya, dia tidak mengharapkan pahala dari shalatnya dan tidak pula berkeyakinan bahwa meninggalkannya akan mendapatkan siksa, Dia bermaksud riya' di hadapan manusia, Allah berfirman dalam Al Qur'an surah An-Nisa ayat 142 yang artinya :
" Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah dan Allah swt akan membalas tipuan mereka, Dan apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas, mereka bermaksud riya' ( dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali ". (QS An-Nisa : 142).

15. Orang yang meninggalkan Shalat tempatnya di Neraka.
           Di akhirat kelak. Orang yang beriman yang tidak mengerjakan shalat akan masuk neraka, ketika di tanya, " Dosa apa yang membuatmu masuk neraka ? mereka menjawab, Kami dahulu tidak termasuk orang yang mengerjakan shalat. Allah swt berfirman dalam Al Qur'an surah Al-Mudatstsir ayat 42-43 yang artinya : " Apakah yang memasukkan kamu kedalam Saqor (neraka) mereka menjawab, kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat " (QS AL-Mudattsir : 42 -43 ).

            Demikianlah sebagian makna dan kedudukan Shalat dalam Islam, sebenarnya masih banyak hal mengenai shalat atau lainnya yang dapat kita gali dalam Al Qur'an, tapi yang terpenting Shalat memiliki kedudukan yang agung dalam islam, karena agungnya, kewajiban ini tidak pernah gugur di manapun, kapanpun dan dalam situasi bagaimanapun, serta Nabi Muhammad SAW memperoleh perintah shalat juga langsung dari Allah SWT melalui peristiwa Isra' Mi'rajnya, dimana Nabi Muhammad saw dipanggil ke Ars untuk memperoleh perintah shalat dalam 5 waktu shalat yaitu Shalat Subuh 2 rakaat, Shalat Dhuhur 4 rakaat, Shalat Ashar 4 rakaat, Shalat Maghrib 3 rakaat dan Shalat Isya' 4 rakaat. jadi total berjumlah 17 rakaat shalat wajib yang harus kita kerjakan dalam setiap harinya.
Semoga hal ini bisa menjadi pengingat bagi kita semua. Dan kita tidak lalai dalam mengerjakannya agar memperoleh pahala dan kebahagiaan Dunia dan Akhirat......Amin yaa Rabbalalamiin......