Dalam Islam Pengenalan dan Pendekatan kepada Tuhan ( Allah Subhanallahuta'ala ) ditempatkan sebagai suatu proses penting dalam hidup, pengenalan terhadap Allah tersebut diharapkan akan menghasilkan pemahaman komprehensif tentang kehidupan, tentang manusia yang menjalani hidup dan akhirnya tentang Tuhan ( Allah swt ) sendiri sebagai yang menciptakan hidup. Mengenal dan pendekatan atau berserah diri kita kepada Allah swt merupakan keharusan bagi setiap manusia apalagi bagi seorang muslim.
Apabila kita telah mengenal Tuhan (allah swt ) dengan baik maka Tuhan (Allah SWT ) akan bersemayam dalam hati kita , kemudian hati yang dipenuhi Ke-Tuhanan itu akan mengalirkan energi berlipat ganda kepada otak dan seluruh jiwa dan raga untuk melakukan segala aktivitas yang disukai Allah SWT dan meninggalkan segala apa yang dilarang Allah SWT, jika sudah demikian, Allah akan semakin cinta dan sayang pada kita, Atsmosfir cinta itu dipastikan akan mewarnai hati kita, dan kita pun semakin mengagumi dan mencintai Allah Subhanallahutaala, Pada titik ini muncul dorongan untuk semakin mengenal dan mendekatkan diri padaNya.
Untuk mengenal dan mendekatkan diri kita kepada Allah SWT dapat ditempuh dengan berbagai cara yang sebagian diantaranya yaitu :
- Mendekatkan diri dengan Ilmu Pengetahuan
- Mendekatkan diri dengan Ibadah
- Mendekatkan diri dengan Kesabaran.
1. MENDEKATKAN DIRI DENGAN ILMU PENGETAHUAN.
a. Tuhan dan Ilmu Pengetahuan.
Mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan ilmu pengetahuan memiliki arti bahwa kita berusaha untuk memahami segala sesuatu dibalik aneka keseimbangan yang terjadi di alam semesta, Adanya alam serta organisasinya yang menakjubkan dan rotasinya yang begitu rumit, pasti memberikan penjelasan bahwa ada satu kekuatan yang telah menciptakannya, suatu akal yang tidak ada batasnya, siapapun yang normal dan percaya bahwa dirinya ada dan percaya bahwa alam ini ada, atas dasar itu dan dengan kepercayaan inilah dijalani setiap bentuk kegiatan ilmiah dan kehidupan.
Apabila kita menyakini tentang keberadaan alam maka secara logika harus percaya tentang adanya pencipta alam, Belum pernah di ketahui adanya sesuatu yang berasal dari tidak ada tanpa diciptakan. Segala sesuatu bagaimanapun ukurannya pasti ada penyebabnya..
Hingga abad ke-19 anggapan yang mengatakan bahwa alam menciptakan dirinya sendiri ( alam bersifat Azali ) masih banyak penganutnya, tetapi setelah ditemukan " Hukum kedua Termodinamika ( Second Law of Thermodynamics ) " pernyataan ini telah kehilangan landasan berpijak, Hukum yang dikenal dengan hukum Keterbatasan energi atau teori pembatasan perubahan energi panas ini membuktikan bahwa adanya alam tidak mungkin bersifat azali, Hukum tersebut menerangkan bahwa energi panas selalu berpindah dari keadaan panas beralih menjadi tidak panas, sedangkan kebalikannya tidak mungkin yakni energi panas tidak mungkin berubah dari keadaan yang tidak panas menjadi panas dengan sendirinya, Perubahan energi panas dikendalikan oleh keseimbangan antara " energi yang ada dengan energi yang tidak ada ".
Dengan mengakui satu kenyataan bahwa proses kimiawi dan fisika di alam terus berlangsung. Serta kehidupan tetap berjalan tentu membuktikan secara pasti bahwa alam bukan bersifat azali, seandainya alam ini bersifat azali, maka sejak dulu alam sudah kehilangan energinya, sesuai dengan hukum tersebut dan tidak akan ada lagi kehidupan di alam ini, oleh karena itu pasti ada yang menciptakan alam yaitu Allah Subhanallahutaala.....Allahu Akbar.....
b. Penciptaan Alam Semesta.
Penemuan seorang ahli astronomi Amerika yaitu Edwin Hubble pada tahun 1929 di Observatorium Mount Wilson California, merupakan penemuan terbesar di sepanjang sejarah astronomi, Dia menemukan bahwa bintang-bintang memancarkan cahaya merah sesuai dengan jaraknya, ketika mereka diamati dengan teleskop raksasa, Hal ini lantas disimpulkan bahwa bintang-bintang ini "bergerak menjauhi kita" sebab menurut hukum fisika yang diketahui, spektrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati pengamat cenderung berwarna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung berwarna merah, selama pengamatan oleh Hubble, cahaya dari bintang-bintang cenderung berwarna merah, ini berarti bahwa bintang-bintang itu terus menerus bergerak menjauhi kita, Selain itu sebelumnya hublle juga telah membuat penemuan penting lainnya, yaitu Bintang dan Galaksi bergerak tidak hanya menjauhi kita tapi juga menjauh satu sama lainnya. Dari hal tersebut dapat disimpulkan dari suatu alam semesta dimana segala sesuatunya bergerak menjauhi satu sama lain adalah bahwa dia terus menerus " mengembang ", Lantas hal apa yang dapat kita pahami dari istilah mengembang ini ?. Mengembangnya alam semesta berarti bahwa jika alam semesta dapat bergerak mundur kemasa lampau, maka dia akan berasal dari satu titik tunggal, Perhitungan menunjukkan bahwa " Titik tunggal" ini yang berisi semua materi alam semesta haruslah memiliki "Volume Nol" dan "Kepadatan tak terhingga". Alam semesta telah terbentuk melalui titik tunggal bervolume nol ini, Ledakan raksasa yang menandai permulaan alam semesta ini dinamakan Teori Big Bang.
Kemudian harus di kemukakan bahwa Volume nol, merupakan pernyataan teoritis yang digunakan untuk memudahkan pemahaman Ilmu Pengetahuan untuk dapat mendifinisikan konsep " Ketiadaan" yang berada diluar batas pemahaman manusia, hanya dengan menyatakan sebagai " titik bervolume nol ", Sebenarnya sebuah titik tak bervolume berarti " Ketiadaan " , Demikian alam semesta muncul menjadi ada dari Ketiadaan, Dengan kata lain alam semesta telah diciptakan, Fakta bahwa alam semesta ini di ciptakan yang baru ditemukan Fisika modern pada abad 20 telah dinyatakan dalam Al Qur'an 14 abad yang lalu.
c. Sains Al Qur'an
Harus diakui bersama bahwa Al Qur'an adalah kitab petunjuk , Bahkan dalam permulaan ayat-ayatnya dijelaskan :
ذَلِكَ الْكِتَا بُ لَارَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ ـ ٢
" Kitab ( Al Qur'an ) ini tidak ada keraguan padanya ( Di dalamnya terdapat ) petunjuk bagi mereka yang bertaqwa " . ( Q.S . Al Baqarah : ayat 2 ).
Artinya saat ada satu "kemungkinan " ilmu Pengetahuan terdapat dalam Al Qur'an maka tidak serta merta di katakan bahwa Al Qur'an adalah kitab ilmu pengetahuan, oleh karenanya Allah SWT, hanya menjelaskan isyarat ilmu pengetahuan tersebut, namun demikian setidaknya ini menjadi salah satu keistimewaan Al Qur'an.
Terkait penciptaan alam semesta dengan konsep " Mengembang" dalam teori Big bang, Al Qur'an juga telah mengisyaratkan hal yang serupa dalam salah satu ayatnya :
أَوَ لَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْاأَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْاَرْضَ كَا نَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَا هُمَا
وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاءِ كُلَّ شَيْءٍحَيٍّ أَفَلَا يُوءْمِنُونَ ـ ٣٠
" Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya, Dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup, maka mengapakah mereka tiada juga beriman. " ( Q.S. Al Anbiyaa' : ayat 30 ).
Ayat ini hanya satu diantara banyak contoh ayat yang terkandung dalam Al Qur'an yang mengisyaratkan berbagai ilmu pengetahuan ilmiah, Namun dari yang sedikit ini saja , sebagai orang mukmin dan bertakwa tentu kita harus menyakini betapa Allah SWT telah merencanakan semua itu jauh sebelum dunia berperadaban.
2. MENDEKATKAN DIRI DENGAN IBADAH.
a. Paham Tentang Ibadah.
Kata ibadah berasal dari bahasa Arab 'Ibaadatun ( عبادة ) berasal dari kata ' abdun ' ( عبد ) kata ini memiliki arti patuh, taat, setia, tunduk, menyembah dan memperhambakan diri kepada " Sesuatu ". kemudian dari sisi istilah syara' ibadah berarti tindakan, menurut, mengikut dan mengikat diri dengan sepenuhnya kepada segala perkara yang di syariatkan oleh Allah dan diserukan oleh para Rasul-Nya, apakah dalam bentuk perintah atau larangan.
Dalam pengertian yang lebih luas, ibadah adalah segala sesuatu yang di cintai dan di ridhoi oleh Allah SWT, baik berupa perkataan maupun perbuatan, Imam Ghazali menyatakan bahwa hakikat ibadah adalah mengikuti ( Mutaba'ah ) apa yang telah di contohkan oleh Nabi Muhammad SAW serta patuh dan taat kepada semua perintah dan larangan Allah SWT.
Adapun menurut ulama Fiqih ibadah adalah semua bentuk pekerjaan yang bertujuan memperoleh ridho Allah SWT dan mendambakan pahala darinya di Akhirat. Oleh karenanya dari segi pelaksanaannya, ibadah dapat di bagi dalam 3 bentuk antara lain :
- Ibadah Jasmaniah - Rohaniah ; yaitu perpaduan ibadah antara jasmani dan rohani. misalnya Sholat dan Puasa.
- Ibadah Rohaniah - Amaliah ; yaitu perpaduan antara ibadah rohaniah dan harta, contohnya Zakat.
- Ibadah Rohaniah - Jasmaniah - Amaliah ; yaitu ibadah yang menyatukan ketiganya, contohnya seperti ibadah Haji.
Selain pembagian diatas masih banyak lagi berbagai macam pengelompokan ibadah dari berbagai aspeknya, namun yang perlu ditekankan pada bahasan ini adalah inti dari ibadah itu sendiri.
b. Konsep Ibadah dalam Al Qur'an.
Kehidupan di Bumi bukanlah kehidupan yang tidak memiliki tujuan, akan tetapi penciptaan manusia di Bumi adalah mempunyai tugas dan tanggungjawab risalah yang telah ditentukan oleh Allah SWT, Tugas dan tanggungjawab manusia sebenarnya telah begitu jelas sebagaimana terkandung dalam Al Qur'an yaitu melaksanakan ibadah, mengabdikan diri kepada Allah SWT, sesuai firmannya yaitu :
وَمَاخَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِ نْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُو نِ ـ
" Dan aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya mereka beribadah (menyembah) Kepadaku " . ( Q.S Adz Dzuriyaat : ayat 56 )
c. Prinsip Ibadah.
Untuk memberikan pedoman Ibadah yang bersifat final, Islam memberikan prisnsip-prinsip ibadah sebagai berikut :
1. Ada Perintah.
Adanya perintah merupakan syarat sahnya suatu ibadah, tanpa perintah ibadah merupakan suatu yang terlarang.
2. Tidak mempersulit ( Adamul Haraj )
Prinsip ini didasarkan pada firman Allah :
يُرِيْدُاللهُ بِكُمَ الْيُسْرَوَلَايُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
" Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu ". (Q.S. Al Baqarah 185 ).
3. Menyedikitkan beban ( Qilatuttaklif )
Prinsip ini didasarkan pada firman Allah yaitu :
لَايُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلَّا وُ سْعَهَا
" Allah tidak membebani seseorang melainkan atas dasar kemampuannya ". ( Q.S. Al Baqarah : 286 )
4. Ibadah hanya ditujukan kepada Allah Subhanallahta'ala.
Prinsip ini merupakan konsekwensi pengakuan atas ke Maha Esaan Allah yang dimanifestasikan seorang muslim dengan kata-kata ( Kalimat Tauhid )
" La ilahaillallah " لَا إِلَهَ اللهُ " Tidak ada Tuhan selain Allah ".
5. Ibadah Tanpa perantara.
Ibadah harus dilakukan oleh seorang hamba tanpa melalui perantara, baik berupa benda , binatang, tumbuh-tumbuhan maupun manusia. Adanya perantara dalam beribadah bertentangan dengan prinsip tauhid dan beribadah hanya kepada Allah semata, hal ini dimaksudkan agar seseorang hamba benar-benar murni dan jauh dari perbuatan syirik.
6. Ibadah dilakukan secara Ikhlas.
Kemurnian hati , tidak ada maksud dan tujuan lain selain hanya kepada allah , ikhlas dalam beribadah berarti beribadah tanpa merasa terpaksa melainkan benar-benar murni untuk menunaikan perintah allah SWT.
7. Keseimbangan Jasmani dan Rohani.
Manusia merupakan makhluk Allah yang terdiri dari jasmani dan rohani , maka ibadah mempunyai prinsip adanya keseimbangan antara keduanya, Tidak hanya mengejar satu hal lalu meninggalkan yang lainnya atau sebaliknya akan tetapi keseimbangan antara keduanyalah yang harus dikerjakan.
3. MENDEKATKAN DIRI DENGAN KESABARAN.
a. Manusia dan Kesabaran.
Allah berfirman mengenai sabar dan kesabaran.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا سْتَعِيْنُوا بِالصَّبْرِ وَلصَّلَا ةِ إِنَّ للهَ مَعَ الصَّا بِرِيْنَ
" Hai orang-orang yang beriman jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar " . ( Q.S. Al Baqarah : 153 ).
Kata sabar berasal dari (صَبَرْ ) bersabar, ( يَصْبِرْ ) tabah hati dan ( صبرا ) berani, sabar juga bisa berarti menahan dan mengekang, Adapun secara istilah sabar berarti menahan dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharap ridha Allah SWT. Kemudian pengertian sabar juga diungkapkan oleh Al Mar aghi yaitu ketabahan hati dalam menanggung berbagai macam kesulitan dalam hal mencegah perbuatan-perbuatan maksiat.
Karena sangat pentingnya sifat sabar, hingga Allah SWT pun menyebutkan dalam Al Qur'an tidak kurang dari 100 kali dalam berbagai bentuk, ini tentu bukan hal sepele yang harus di perhatikan dan di amalkan oleh manusia, hal ini dikarenakan sabar merupakan sebagian dari akhlak yang mulia dan keutamaan yang mulia, seperti yang tercantum dalam al qur'an pada surat-surat yang diantaranya adalah sebagai berikut :
٠٠٠٠٠ وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَ ئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَ مْرِ نَا لَمَّا صَبَرُ وَا كَا نُوا بِأَ يَا تِنَا يُو قِنُو نَ
".......Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar dan adalah mereka menyakini ayat-ayat kami ". ( Q.S. As Sajdah : 24 ).
Dan juga dalam surat berikut ini yang artinya :
" Katakanlah: ' Hai hamba-hambaku yang beriman bertakwalah kepada Tuhanmu ' orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan dan Bumi Allah itu luas, Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas ". ( Q.S. Az Zumar : ayat 10 )
Atas beberapa keterangan dari Al Qur'an diatas dapat diambil kesimpulan bahwa pentingnya sifat sabar adalah :
- Sifat sabar mengandung nilai yang tinggi dan mulia disisi agama dan budi pekerti.
- Sifat Sabar adalah sifat yang mengangkat derajat agama dan akhlak diri sendiri.
- Dengan sifat sabar agama akan mencapai kemenangan dan dunia akan aman serta cita-cita akan terwujud.
b. Macam-macam Sabar.
Dalam buku risalah Al Mu'awanah disebutkan sabar terdiri dari 4 keadaan yaitu :
- Sabar terhadap ketaatan. Tatkala seseorang melakukan sebuah ketaatan dan sabarnya dia terhadap ketaatan tersebut dari aspek batin adalah keikhlasannya dan menghadirkan hati dalam ibadahnya, Adapun dalam segi lahirnya adalah senantiasa melazimkan atau menerima, selalu melaksanakan ibadah tersebut sesuai dengan syariat yang telah ditentukan.
- Sabar terhadap maksiat. artinya yaitu dengan tidak melakukan maksiat dan menjauhi tempat-tempat yang diduga ada maksiatnya, Adapun dari aspek batin yaitu meninggalkan jiwa yang membicarakan maksiat dan condong kepada maksiat tersebut.karena sesungguhnya permulaan dosa itu dari gelitikan hati.
- Sabar terhadap perkara-perkara yang dibenci, misalnya Sakit, kehilangan harta dan lain-lain.
- Sabar terhadap Syahwat. yaitu senantiasa menahan dan mengendalikan diri dari dorongan nafsu yang negatif.
c. Tuhan dan Kesabaran.
Tentu sangat wajar mengapa Allah Subuhanallahta'ala memerintahkan kepada manusia agar senantiasa bersabar dalam banyak hal, karena Allah SWT memang sang Maha Sabar, sebagaimana tercantum dalam Asma'ul Husna yang terakhir , yaitu Ash Shabuur, Sifat sabar Allah SWT melebihi segala sifat sabar makhluqnya. seperti manusia , karena Allah SWT memiliki sifat maha sabar maka Allah juga memerintahkan manusia untuk menanamkan sifat-sifat ini. Sifat Ash Shabuur Allah dapat kita lihat dan rasakan dalam kehidupan seperti nikmat rezeki yang diturunkan Allah SWT kepada hambanya, Allah tetap memberikan nikmat kepada manusia sekalipun manusia banyak yang durhaka kepada Nya.
Salah satu sifat orang yang beriman yang menyadari bahwa Allah SWT, bersifat As Shabuur akan memiliki sifat lapang dada, tidak putus asa dalam menghadapi cobaan, Manusia akan berusaha menanamkan kesabaran dalam dirinya dengan mendekatkan dirinya kepada Allah SWT yang Maha Sabar.
Akan tetapi umumnya manusia jika terkena musibah dia berdoa kepada Allah SWT dalam keadaan berbaring, duduk,sujud, berdiri dan lainnya untuk terus meminta disingkirkan musibah dan masalahnya, lalu ketika telah Allah singkirkan masalahnya, Dia atau manusia meninggalkan Allah dan tidak berdoa lagi kepada NYA.
Sifat sabar bagi Allah SWT lebih dekat dengan makna Haliim (
حليم ) yang oleh Al Jurjani diartikan sebagai kemampuan menahan diri dari kebencian atau membalas orang yang zalim, Ini menunjukkan bahwa Allah SWT memang tidak akan terusik sama sekali oleh hambanya yang hanya meminta nya disaat kesulitan dan melupakannya disaat kesenangan. Kesabaran Allah SWT dalam istilah kita mungkin bisa disebut dengan " KESABARAN TANPA BATAS ".
Semoga bermanfaat...........Amiin ....
Sumber berita : Amazing of God, Abdul Muiz bin Nur, Mutiara Allamanutama.